Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipamerkan, Batu Akik Asli Borobudur

Kompas.com - 07/05/2015, 15:56 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Organisasi Orang Borobudur Bersatu (Obor) menggelar pameran batu akik asli daerah Borobudur di rest area Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, 7 Mei-10 Mei 2015.

Ada ratusan bahkan ribuan batu akik berbagai jenis dipamerkan, tidak terkecuali batu akik khas Borobudur. Agung Prasetya, panitia pameran, menjelaskan bahwa pameran bertajuk "Seribu Batu Sejuta Warna Milik Indonesia" ini bertujuan untuk memperkenalkan potensi alam asli tanah Borobudur kepada wisatawan.

"Borobudur memilik batu akik yang khas berasal dari Kali Sileng. Batu dari sungai purba ini memiliki karakteristik unik, seperti lavender, kecubung, sarang tawon, pancawarna, kulit tokek, sarang tawon, dan untu-bledek. Selain itu ada pula akik yang diambil dari perbukitan Menoreh," kata Agung di sela-sela kegiatan, Kamis (7/5/2015).

Agung mengatakan, melalui pameran ini, dia ingin memunculkan kreativitas masyarakat Borobudur agar tidak hanya menjadi penikmat semata. Warga diharapkan berperan aktif meramaikan dan memanfaatkan lingkungan kawasan Borobudur sebagai tujuan wisata dunia.

"Ada puluhan perajin batu akik yang bermunculan di Borobudur sehingga dari pameran ini diharapkan bisa menyatukan para perajin agar (popularitas) batu khas Borobudur menjadi terangkat," papar Agung.

Agung menyebutkan, setidaknya ada 42 stan yang memamerkan bermacam-macam batu mulia, baik batu yang sudah jadi perhiasan maupun akik, yang masih berupa bongkahan batu-batu. Para peserta berasal dari lokal, Borobudur, Magelang, tetapi ada juga yang dari luar daerah, seperti Purbalingga, Kebumen, Semarang, dan beberapa daerah di Yogyakarta.

"Ada beberapa stan yang sengaja membawa bahan mentah. Mereka akan praktik dan buat batu akik di tempat ini secara langsung," kata dia.

Adi Susilo, salah satu peserta pameran, menambahkan, harga bongkahan batu-batu akik yang ia jual bervariasi, berkisar antara Rp 10.000-Rp 50.000 per buah, sedangkan batu akik yang sudah menjadi perhiasan, seperti cincin dan liontin, dijual berkisar harga Rp 50.000 hingga belasan juta rupiah.

"Harga batu akik jenis sarang tawon saya tawarkan Rp 250.000 per buah. Kalau jenis untu-bledek ini sudah ada yang nawar Rp 17 juta," kata Adi.

Ketua DPRD Kabupaten Magelang, Saryan Adi Yanto, mengapresiasi kegiatan yang digagas generasi muda Borobudur ini. Saryan berharap masyarakat ikut terpanggil untuk berinovasi dan berkreasi sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sendiri.

"Kita harus memanfaatkan Candi Borobudur dengan kegiatan-kegiatan positif dan inovatif seperti ini. Ini bisa menjadi embrio untuk desa-desa di Kecamatan Borobudur untuk bangkit dan memanfaatkan kunjungan wisata yang ke Candi Borobudur. Jangan biarkan wisatawan pulang tanpa membawa sesuatu dari sini. Masyarakat Borobudur ke depan harus lebih sejahtera lagi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com