Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badan Geologi Sudah Beri Peringatan Sebelum Longsor Pangalengan Terjadi

Kompas.com - 06/05/2015, 22:50 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Sebelum terjadi bencana longsor, pihak Badan Geologi Kementerian ESDM telah melakukan pengecekan di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 2 Mei 2015 lalu.

"Tanggal 2 Mei itu kami melakukan pengecekan di lokasi yang sekarang ini longsor," kata Kepala Badan Geologi Surono di Bandung, Rabu (6/5/2015).

Pengecekan itu berdasarkan permintaan BPBD Kabupaten Bandung karena melihat situasi lokasi yang saat ini mengalami bencana longsor cukup parah. 

"Gejala longsor ini sebenarnya sudah terdeteksi sejak pertengahan bulan Maret lalu. BPBD meminta kami untuk melakukan pengecekan karena ini (kerusakan) potensi pergerakan tanah berkembang terus, sudah masuk ke menengah hingga tinggi," kata Surono. 

Hasil pengamatan pada 2 Mei 2015 lalu, kata Surono, dapat disimpulkan adanya gerakan tanah di lokasi tersebut. Menurut dia, mahkota gerakan tanah dengan panjang 150 meter, lebar 253 meter, dan lebar rongga retakan 20-30 sentimeter. 

"Jadi, pada saat dicek tanggal 2 Mei itu, ada kerusakan pada penyangga beton pipa, retak-retak. Kemudian, pipa penyalur panas bumi melengkung di wilayah kerja PT Star Energy. Pergerakan tanah pun terus berkembang, apalagi jika ditambah guyuran hujan," kata dia.

Surono memutuskan bahwa kondisi saat itu teramat bahaya dan warga perlu diungsikan. "Jika gerakan tanah ini terus berkembang, diperkirakan pipa putus dan mengalami kebocoran sehingga dampak uap panas bumi dari pipa bocor dapat mengancam warga yang jumlahnya 200 jiwa itu dengan jarak sekitar 200 meter dari ketinggian tebing menuju ke permukiman di bawahnya," kata Surono.

Hasil pengecekan yang kurang membahagiakan ini, kata Surono, sudah disampaikan ke BPBD dan pemerintah daerah dan pihak PT Star Energy Geothermal. Bahkan, melihat kondisi semacam ini, lanjut Surono, pihaknya sudah meminta agar warga sekitar segera diungsikan dan menyosialisasikan poin-poin penting untuk mengantisipasi terjadinya longsoran. 

"Kami sampaikan ke Gubernur, Bupati. Silakan Bupati dengan Star Energi melakukan koordinasi (untuk mengantisipasi hal ini)," ujarnya.

Surono tidak tahu apakah setelah pihaknya menyampaikan potensi bencana alam itu, pihak pemerintah setempat dan PT Star Energi melakukan imbauan kepada warga untuk mengungsi ke tempat lain atau menyediakan tempat pengungsian atau pemerintah setempat pun tidak melakukan imbauan sama sekali.

"Saya tidak tahu soal mengungsi (pemerintah mengungsikan apa tidak), itu urusan pemerintah daerah, tanya ke pemerintah daerah. Kami sudah minta Pemda dan Star Energi untuk koordinasi. Kami sudah sampaikan agar warga sekitar waspada, di antaranya jika hujan lebat di lokasi itu diimbau mencari tempat yang aman," kata Surono.

Ketika ditanya, apakah ada kelalaian dari pemerintah setempat, Surono enggan menjawab tegas. "Saya hanya urusin longsornya," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, longsor terjadi di Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/5/2015). Longsoran itu menghantam pipa panas bumi milik PT Star Energy.

Akibat kejadian ini, puluhan rumah tertimbun. Empat orang tewas tertimbun dan lima orang masih dinyatakan hilang diduga tertimbun. Belasan warga lainnya mengalami luka parah dan ringan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com