Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Star Energy Bantah Longsor di Pangalengan karena Ledakan Pipa

Kompas.com - 06/05/2015, 16:28 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
 — Presiden Direktur Star Energy Geothermal, Rudy Suparman, membantah bahwa longsor yang terjadi di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/5/2015) sore, itu akibat pergerakan tanah yang dipicu karena ledakan pipa geotermal miliknya.

Menurut Rudy, longsor diakibatkan penggundulan hutan dan curah hujan yang tinggi di lokasi setempat.

"Ini akibat penggundulan hutan yang masif dan tingginya curah hujan di lokasi setempat sehingga longsor," kata Rudy dalam siaran pers yang dikirim melalui pesan elektronik, Rabu (6/5/2015).

Rudy mengatakan, justru longsor terjadi lebih dahulu, lalu menimpa pipa saluran geotermal milik Star Energy Geothermal Wayang Windu sehingga pipa meledak.

"Longsor ini yang menimpa pipa saluran geotermal milik Star Energy Geothermal Wayang Windu. Ini mengakibatkan terjadinya kerusakan dan terputusnya pipa produksi perusahaan. Saat tanah longsor terjadi, pipa seperti digunting dan langsung mengeluarkan material uap panas dalam jumlah besar sehingga terdengar seperti bunyi ledakan, tekanan begitu tinggi," kata Rudy.

Longsor ini lalu menimpa rumah penduduk dan mengakibatkan sejumlah korban jiwa di Kampung Cibitung, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Hal senada diungkapkan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Rida Mulyana.

"Kejadian tersebut awalnya bukan karena pipa panas buminya, tetapi karena longsor. Kalau tidak diluruskan, ini dikhawatirkan akan menimbulkan keresahan masyarakat di lokasi PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi), padahal pemerintah sedang dorong pemanfaatan panas bumi untuk listrik," ujar Rida.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM, Saleh Abdurachman, mengatakan, tanah longsor besar terjadi sekitar pukul 14.30 WIB di atas instalasi pipa panas bumi dan menyebabkan pipa bergeser serta tertimbun sehingga putus.

"Akibatnya, uap yang keluar dari pipa tersebut ikut tertimbun sehingga lama-lama seperti ledakan, bukan pipa minyak atau pipa gas yang meledak," ujar Shaleh.

Sebelumnya diberitakan, akibat kejadian ini, empat orang dinyatakan tewas, yakni Iran Sobarna (55), Nayla (1), Ma Oja (60), dan Pardi (70). Empat orang mengalami luka berat dan tengah dirawat di RSUD Al Ihsan Baleendah dan sejumlah orang luka ringan. Selain itu, sejumlah rumah di kawasan itu mengalami kehancuran akibat longsor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com