Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Nasi Kotak di Pengajian, Puluhan Warga Tasik Keracunan

Kompas.com - 06/05/2015, 14:16 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis


TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 47 warga Kampung Cijaringao, Desa Margalaksana, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, mengalami keracunan massal setelah menyantap nasi kotak yang dibagikan pada acara pengajian di masjid setempat, Sabtu (2/5/2015) sore.

Para korban mulai merasakan gejala keracunan, Minggu dini hari sampai Rabu (6/5/2015) pagi. Korban keracunan diketahui secara bertahap dan sesuai pendataan pihak Puskesmas setempat sudah mencapai 47 orang.

Kepala Puskesmas Sukaraja, Doni Sudrajat, mengatakan, para korban sebagian besar mengalami muntah- muntah, sakit kepala, dan sering buang air besar. Mereka pun diketahui mengalami dehidrasi dan sebagian besar membutuhkan cairan dengan cara diinfus.

Saat ini, delapan orang masih dirawat di sebuah madrasah daerah setempat, tiga orang dirawat di Puskesmas dan satu orang dibawa ke sebuah rumah sakit swasta di Kota Tasikmalaya.

"Korban keracunan diketahui secara bertahap. Malahan sampai pagi tadi masih ada korban keracunan yang datang untuk berobat ke Puskesmas," ujar Doni, Rabu pagi.

Selain merawat korban keracunan di Puskesmas, tambah Doni, pihaknya pun membuka posko keracunan di sebuah madrasah perkampungan tersebut. Sebelumnya, pihaknya juga mendatangi langsung rumah korban untuk memberikan pelayanan pengobatan dengan tujuan cepat dan tetap sasaran.

"Kemarin kita malah jemput bola ke rumah-rumah korban untuk memberikan pengobatan. Tapi personel kami terbatas jadi diputuskan membuka posko di madrasah ini," kata Doni.

Sampai sekarang, pihanya belum bisa menemukan sisa makanan dari nasi dus yang dibagikan karena telah dimakan oleh para korban. Selama ini diperkirakan, warga keracunan akibat makanan yang sudah basi.

Sesuai pengakuan korban, menu dalam nasi kotak tersebut lauknya sudah basi dan tercium agak bau bangkai. Isi dari nasi dua tersebut adalah nasi putih, telor rebus, daging dan lalapan beserta sambal.

"Kemungkinan makanan terdapat bakteri akibat basi. Soalnya ada pengakuan dari korban lauk makanan berupa daging tercium sudah bau tidak enak. Kalau makanan sisa sudah tidak ada karena dikonsumsi Sabtu dan Minggu kemarin," tambah Doni.

Meski demikian, Doni enggan menjelaskan lebih lanjut karena harus dipastikan penyebab keracunan ini melalui hasil uji lab. Namun, sampai sekarang pihaknya belum bisa mendapatkan sampel makanan yang dikonsumsi para korban.

Salah seorang korban, Ela (43) mengaku dirinya menyantap nasi dus tersebut Sabtu sore. Minggu dini hari dirinya langsung mual dan sakit kepala beserta kedua anaknya yang menyantap nasi yang sama. Ia dan anaknya pernah mendapatkan obat dari petugas Puskesmas tapi tak kunjung sembuh sampai akhirnya dirawat.

"Kalau anak saya tak diinfus, setelah saya diinfus saya sudah agak mendingan sekarang. Kalau makanan memang daging di nasi dua itu sudah bau gak enak. Saya kira tidak apa-apa kalau dimakan," kata dia.

Sampai berita ini diturunkan, kasus keracunan ini masih ditangani oleh petugas kesehatan dan sedang mencari sampel makanan untuk diuji di laboratorium. Namun, keterangan terkait penyelidikan kasus keracunan ini belum ada keterangan lebih lanjut dari pihak kepolisian setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com