Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mau Makan Apa, Rumahku Hancur, Periuk, Komporku Hanyut, Berasku Terendam"

Kompas.com - 05/05/2015, 19:41 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis


KOLAKA, KOMPAS.com - Para korban banjir yang berada di Desa Popalia, Kecamatan Tanggetada, Kolaka, Sulawesi Tenggara, mengeluhkan terlambatnya bantuan logistik dari pemerintah. Pasalnya, pasca-banjir yang merendam pemukiman mereka sejak pukul 04.00 Wita hingga selesainya proses evakuasi pada siang hari, para korban belum juga mendapatkan bantuan logistik.

Akhirnya para korban mulai kelaparan. Hal tersebut diungkapkan oleh Lisnawati, korban banjir asal Desa Popalia, Kecamatan Tanggetada. Menurut dia, sejak banjir pukul 04.00 Wita hingga Pukul 10.30 Wita, dia belum makan lantaran beras dan alat memasak yang ada di dalam rumahnya raib terbawa banjir.

"Saya belum makan dari jam 4 subuh sampai sekarang. Apa juga yang kita mau makan? Rumah hancur, barang-barang saya semua hanyut, periuk, kompor gasku juga, terus berasku terendam, jadi apa yang kita mau masak itu?" ungkapnya, Selasa (5/5/2015).

Menurut dia, saat ini, dirinya hanya mengkonsumsi mie instan mentah yang tidak diseduh air panas untuk mengatasi sedikir rasa lapar yang menggebu.

"Saya belum makan, saya hanya makan mie mentah ini, bantuan juga belum ada sampai saat ini," keluhnya.

Murni, korban banjir asal Desa Popalia, juga mengeluhkan lambatnya bantuan dari pemerintah ini.

Secara terpisah, Kepala Dinas Sosial Kolaka, Mustajab, mengaku lambatnya bantuan logistik ditengarai informasi banjir tersebut juga terlambat masuk ke dinasnya.

"Soalnya informasi yang kami dapat jam 8 pagi, mana lagi hujan, terus kami mempersiapkan anggota untuk kumpul, jadi untuk semetara bantuan sudah dalam perjalanan ke sini (Desa Popalia)" katanya.

Menurut dia, sesuai prosedur dia berkunjung lebih dulu ke lokasi banjir untuk melihat kondisi sebelum mengirimkan bantuan logistik.

"Jadi saya lebih dulu datang dari mobil bantuan pemuat barang logistik, karena prosedurnya begitu, kita lihat dulu kondisinya, jadi kita menunggu dulu hasil evakuasi karena bukan kita tukang evakuasi dan itu yang kami urus, jika kami sudah tahu berapa Kepala Keluarga, maka itu yang akan kami beri bantuan," tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, banjir di Desa Popalia telah merendam sekitar 23 rumah warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com