Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali, Siswa Sekolah Gratis yang Dibangun Seorang Petani Ikut UN

Kompas.com - 04/05/2015, 09:15 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Ujian Nasional perdana Mts. Syuhada di Desa Aur Cina, Kecamatan Selagen Raya, Kabupaten Mukumuko, Bengkulu, diikuti oleh 10 pelajar. Mts. Syuhada adalah sekolah yang didirikan oleh seorang petani bernama Sabur (45), dan dibuka tanpa memungut biaya dari murid-muridnya. 

Saat ini, ke-10 siswa tersebut harus menginduk dengan salah satu Mts negeri yang berjarak sekitar 30 kilometer di Desa Lubuk Mukti. Jarak sekolah induk tersebut membuat para siswa harus bermalam di sekitar Mts negeri satu hari sebelum UN digelar. (Baca: Dirikan Sekolah Gratis di Bengkulu, Petani Ini Sempat Dianggap Gila)

"Kemarin Minggu (3/5/2015) 10 siswa saya kumpulkan di rumah saya untuk menggelar doa, kami kumandangkan takbir melepas para siswa untuk ujian, setelah itu mereka diantar menggunakan kendaraan menuju lokasi penginapan yang disiapkan agar mereka tak terlambat UN," kata Sabur, Senin (4/5/2015).

Sabur mengatakan, sejauh ini persiapan ujian bagi para siswa telah matang dan tak ada kendala dalam pelaksanaan di sekolah induk itu. Ia juga mendoakan para siswa dapat lulus dengan nilai yang memuaskan, serta dapat diterima di sekolah yang lebih tinggi dan berkualitas.

Sabur adalah seorang petani yang menjual kebun kelapa sawitnya, lalu uang hasil penjualan kebun itu dia belikan sebidang tanah dan rumah bekas warga. Tanah dan rumah tersebut ia perbaiki untuk kemudian dijadikan pusat pendidikan setara SLTP secara gratis untuk anak-anak di sekitar desanya.

Hati Sabur tergerak untuk mendirikan sekolah, karena sekolah terdekat di lokasi itu berjarak 30 kilometer. Jauhnya jarak sekolah membuat banyak anak-anak di desanya kesulitan mendapatkan pendidikan di tingkat SLTP.

Menariknya lagi, jika murid tak mampu membeli seragam, mereka bisa bersekolah tanpa menggunakan seragam. Begitupula dengan para tenaga pengajar, mereka bekerja secara sukarela. Terkadang diberi gaji terkadang tidak sama sekali.

Sekolah ini mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), namun sepanjang tahun 2015 dana tersebut belum diterima oleh sekolah itu. Selama berdiri sejak tahun 2012, sekolah ini telah memiliki 86 murid, kelas I hingga III.

Tak ada donatur tetap sekolah ini. Belum ada pula bantuan dari kepala daerah mulai dari gubernur bahkan bupati, sampai dengan saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com