Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Diduga Tembak Warga Saat Tangkap Pelaku Pembakaran Fasilitas Tambang

Kompas.com - 03/05/2015, 19:59 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis

KENDARI, KOMPAS.com - Adam (28), seorang warga Kelurahan Polara, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara menjadi korban penembakan yang diduga dilakukan oleh oknum polisi. Akibat insiden itu, Adam mengalami luka serius setelah peluru karet bersarang di punggungnya.

Saat ini Adam masih terbaring lemas di Rumah Sakit Abunawas (RSUD) Kota Kendari.

Peristiwa itu bermula pada Minggu (3/5/2015) dini hari, saat anggota kepolisian melakukan penangkapan terhadap warga Kelurahan Polara yang diduga melakukan pembakaran aset tambang pasir krom PT Derawan Berjaya Mining.

Adam menuturkan, saat penangkapan, polisi terkesan membabi buta dengan melakukan tindakan represif.

"Mereka membabi buta memukul warga tanpa ampun, yang lebih menyakitkan lagi ibu-ibu sempat mereka pukul," kata Adam di RS Abunawas Kendari.

Karena tindakan polisi sudah melampaui batas, lanjut Adam, warga melakukan perlawanan untuk menyelamatkan Muamar alias Amar yang ditangkap oleh oknum polisi.

"Mereka tidak berhenti melakukan penembakan, sekita pukul 05.60 pagi, saya langsung terbangun bergegas melihat kejadian itu, hanya tidak tega melihat warga diperlakukan seperti binatang makanya kami melawan. Masih ada lagi teman saya yang kena tembak," katanya.

Adam sangat menyayangkan kejadian itu, karena institusi Kepolisian sebagai lembaga penegak hukum, justru menciderai hukum yang ada karena melakukan penembakan kepada warga sipil.

"Mereka dengan pakaian lengkap, ada senjatanya, mau melawan masyarakat biasa yang hanya punya cangkul untuk bertani. Kami sudah tidak percaya lagi dengan polisi, Kami merasa jauh dari keadilan," ujarnya.

Versi polisi

Kapolresta Kendari Ajun Komisaris Besar Ilham Saparona yang dikonfirmasi melalui telepon selular mengatakan penembakan itu dilakukan karena warga menghadang pihak kepolisian yang menyandera Muamar alias Amar.

"Itu hanya peluru karet, kalau peluru asli akan tembus," kata Ilham.

Sebelumnya, ratusan warga Desa Polara dan Tondongito, Kecamatan Wawonii Tenggara, Kabupaten Konawe Kepulauan, Sulawesi Tenggara, menolak kehadiran perusahaan tambang pasir krom.

Aksi penolakan warga berakhir pada pembakaran kompleks pabrik serta peralatan PT Derawan Berjaya Mining, Minggu (8/3/2015). [Baca: Tolak Tambang, Warga Bakar Fasilitas Perusahaan]

Dugaan sementara, kebakaran kompleks pertambangan tersebut dipicu karena adanya ancaman kerusakan lingkungan yang cukup serius sehingga berakibat fatal terhadap permukiman warga.

"Pertambangan ini akan menjadi ancaman besar bagi kami, apalagi sekarang ini pengikisan pantai semakin parah, lebih-lebih kalau sudah dikelola pasirnya bisa jadi perkampungan akan rusak," kata salah seorang warga Desa Polara Kecamatan Wawonii Tenggara, yang enggan menyebutkan namanya.

Dia mengaku masyarakat kedua desa tersebut, yakni Desa Polara dan Tondongito, cukup resah dengan adanya perusahaan pertambangan ini karena bukan memberikan kesejahteraan malah mengumbar janji kepada masyarakat yang tak kunjung ditepati.

"Pertama kali mereka datang, katanya mau mensejahterakan masyarakat di sini tapi sampai hari ini, sudah delapan tahun tinggal di tempat ini hak-hak yang diminta masyarakat untuk dipenuhi tidak pernah direalisasikan, makanya kami kecewa," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com