Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuh Mahasiswi Dipukuli Ibu Kos

Kompas.com - 28/04/2015, 14:35 WIB
Kontributor Kompas TV, Raja Umar

Penulis


MEULABOH, KOMPAS.com - Tujuh mahasiswi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bina Bangsa (STIKIP-BBM) Meulaboh dipukuli oleh Saudah (35), pemilik rumah kos yang mereka tempati di Desa Paya Puenaga Cut Ujung, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat. Pemukulan itu terjadi Senin (27/4/2015) petang.

“Kami dipukul dengan sapu oleh ibu kos dan tiga adik perempuannya sehingga tiga kawan kami mengalami luka di bagian paha dan tangan. Sekarang mereka masih trauma” kata Neka Virdama, salah satu mahasiswa korban pemukulan ibu kos, Selasa (28/4/2015).

Menurut Neka, mereka dipukul karena menolak permintaan ibu pemilik rumah kos yang meminta untuk membuka pintu kamar mandi rumah kos yang mereka tempati saat pagi hari karena suami baru ibu kos itu mau menumpang kamar mandi.

“Kami tidak membuka pintu kamar mandi saat suami baru ibu kos mau menumpang kamar mandi karena kami sewa rumahnya dan yang tinggal perempuan semua, kan tidak mungkin. Ibu kos marah dan memukul kami bersama tiga adik perempuannya,” katanya.

Pasca-kejadian itu, tiga mahasiswa masih mengalami sakit dan trauma lalu tinggal sementara di kompleks Perumahan Budha Suci, Desa Peunaga Aceh Barat.

Sementara itu, Zainal Abidin, tokoh adat Gampong, mengatakan, sempat ada upaya damai secara adat antara korban dan pelaku di kantor lurah setempat terkait kasus pemukulan terhadap tujuh mahasiswi itu. Namun, upaya perdamaian yang mereka lakukan tidak tercapai titik temu.

Oleh karena itu, para mahasiwi korban pemukulan itu melaporkan kasus tersebut ke Polsek setempat untuk dilakukan proses hukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

“Proses damai secara adat desa tidak ada titik temu. Kami sudah tidak ikut campur lagi karena tadi malam sampai pukul 24.00 WIB tidak selesai. Pelaku menolak poin-poin perjanjian damai sesuai adat Gampong, seperti melakukan tepung tawar terhadap tujuh korban, membayar seluruh pengobatan korban dan memotong satu ekor kambing,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com