Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Michael Chan: Adik Saya Seorang Pendeta...

Kompas.com - 28/04/2015, 06:17 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis

CILACAP, KOMPAS.com — Michael Chan, kakak salah seorang terpidana mati kasus narkoba asal Australia, Andrew Chan, menyatakan bahwa adiknya berprofesi sebagai seorang pendeta di negaranya. Ia pun mengaku sampai sekarang adiknya adalah seorang pemuka agama yang taat beribadah.

"Adik saya di Australia seorang pendeta. Sampai sekarang pun saya yakin ia adalah pemuka agama yang taat beribadah," kata Michael saat ditemui di Hotel Dafam, Cilacap, Senin (27/4/2015) malam.

Michael meyakini kejadian yang menimpa adiknya adalah jalan hidup yang harus dilaluinya sehingga ia pun meyakini akan ada jalan keluar atas apa yang nantinya menimpa adiknya tersebut.

"Kami tetap kecewa terhadap keputusan di sini. Tapi, ini juga jalan yang harus ditempuh adik saya," kata dia.

Seperti diketahui, upaya grasi atas vonis hukuman mati adiknya telah ditolak oleh Presiden RI Joko Widodo. Dengan demikian, Michael mengatakan bahwa keluarga mengganggap kejadian ini adalah cobaan.

Sebelumnya, Kejaksaan Agung beberapa waktu lalu merilis 10 nama terpidana mati kasus narkoba yang akan segera dieksekusi secara serentak di Pulau Nusakambangan.

Sepuluh terpidana mati yang akan dieksekusi dalam waktu dekat ialah Andrew Chan (warga negara Australia), Myuran Sukumaran (Australia), Raheem Agbaje Salami (Nigeria), Zainal Abidin (Indonesia), Serge Areski Atlaoui (Perancis), Rodrigo Gularte (Brasil), Silvester Obiekwe Nwaolise alias Mustofa (Nigeria), Martin Anderson alias Belo (Ghana), Okwudili Oyatanze (Nigeria), dan Mary Jane Fiesta Veloso (Filipina).

Belakangan, Kejagung menunda eksekusi terhadap Serge.

Sampai Selasa (28/4/2015) dini hari, kabar bahwa pelaksanaan eksekusi mati akan dilakukan malam nanti semakin santer terdengar, apalagi beberapa keluarga 10 terpidana mati telah hadir di Cilacap. Penjagaan Pelabuhan Wijaya Pura pun semakin diperketat oleh petugas keamanan.

Para terpidana mati itu kini telah berada di Nusakambangan meskipun tersebar di sejumlah lapas di Nusakambangan. Mary Jane Fiesta Veloso merupakan terpidana mati terakhir yang masuk Nusakambangan setelah dipindahkan dari Lapas Wirogunan, Yogyakarta, pada Jumat pagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com