Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Deras, Banjir di Pandeglang Meluas

Kompas.com - 27/04/2015, 20:00 WIB

PANDEGLANG, KOMPAS — Banjir yang terjadi di Kabupaten Pandeglang, Banten, meluas. Banjir telah melanda sejumlah wilayah di 10 kecamatan atau bertambah dibandingkan dengan banjir sebelumnya yang melanda tujuh kecamatan. Hujan yang terus mengguyur dikhawatirkan membuat banjir belum surut dalam waktu dekat.

Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang Doni Hermawan di Pandeglang, Senin (27/4), banjir melanda Kecamatan Saketi, Bojong, Picung, Munjul, Patia, Pagelaran, dan Panimbang, Minggu kemarin. Kini, banjir juga melanda Kecamatan Angsana, Sukaresmi, dan Sindangresmi.

”Banjir meluas karena hujan turun sejak pagi hingga siang ini. Padahal, kemarin sudah cerah. Banjir masih mungkin meluas lagi,” katanya. Ketinggian genangan rata-rata sekitar 50 sentimeter.

Doni menjelaskan, genangan tidak bertambah tinggi dibandingkan kemarin, tetapi jumlah desa yang terendam bertambah.

”Kemarin, sekitar 10-15 desa terendam. Sekarang sekitar 30-40 desa. Hujan turun merata. Sungai Cilemer pun meluap dan menyebabkan banjir,” ucapnya. Belum ada laporan korban jiwa akibat banjir tersebut.

 Tempat pengungsian telah disediakan di Desa Pagelaran, Kecamatan Pagelaran. Jumlah pengungsi di sana sekitar 70 orang. Sebagian besar warga yang mengungsi lebih memilih untuk pergi ke rumah saudaranya.

Doni menambahkan, Kecamatan Patia sudah terisolasi dan jalan darat tak bisa lagi digunakan. ”Hanya bisa pakai perahu kalau ke sana, tidak bisa pakai kendaraan bermotor lagi,” katanya.

Kepala BPBD Banten Komari menjelaskan, pihaknya siap membantu jika dibutuhkan. Bantuan pada tingkat kabupaten saat ini masih memadai. Warga yang kebanjiran umumnya masih bertahan di rumah masing-masing. Itu karena selain banjir yang tidak terlalu dalam, mereka juga ingin menjaga rumahnya.

Di Patia dan Pagelaran, banjir masih terjadi dengan kedalaman sekitar setengah meter. Komari mengatakan, di beberapa perumahan, tinggi permukaan air sudah mulai surut menjadi 30 sentimeter. ”Kalau tidak hujan, banjir diperkirakan surut. Tetapi, kalau hujan, masih berlanjut,” ucapnya.

Rawan longsor

Dari Temanggung, Jawa Tengah, dilaporkan, tujuh kecamatan di Kabupaten Temanggung rawan longsor. Tujuh kecamatan tersebut adalah Kaloran, Kandangan, Tretep, Pringsurat, Gemawang, Wonoboyo, dan Candiroto.

Kepala Seksi Penanganan Darurat dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung Eko Suprapto mengatakan, kendatipun demikian, baru terpasang satu alat deteksi longsor di Kecamatan Gemawang.

”Kami mengimbau sebagian besar masyarakat untuk mendeteksi potensi bencana di wilayahnya secara manual,” ujarnya.

Upaya antisipasi secara manual tersebut, menurut Eko, dilakukan antara lain dengan cara warga diminta rajin mengamati kondisi tanah di daerah rawan longsor dan segera mengisi celahan atau retakan yang timbul.

Didik Agus Susilo, Kepala Desa Kalimanggis, Kecamatan Kaloran, mengatakan, dia mengimbau warganya untuk menghindari bahaya longsor dengan tidak melewati jalan di Dusun Lamuk, Desa Kalimanggis, saat turun hujan. Di tebing di atas jalan tersebut kini terdapat retakan tanah sepanjang 20 meter, yang telah ambles sekitar 10-15 sentimeter. Retakan tersebut berada pada ketinggian sekitar 30 meter dari tebing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com