Ibu Pendaki Hilang Kontak di Nepal: Saya Berserah Diri

"Saya tidak panik, biasa saja. Saya hanya berserah diri pada Tuhan, saya ikhlas," ujar Lundi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (26/4/2015).

Lundi mengatakan, anak keduanya tersebut menyukai hiking dan sejak SMA bergabung dengan kelompok pecinta alam. Kecintaannya terhadap alam itu berlanjut hingga sekarang.

"Ini pertama kalinya anak saya pergi hiking ke luar negeri. Kalau di Indonesia, anak saya sudah keliling ke berbagai gunung," ucap Lundi.

Sebenarnya, sambung Lundi, rencana awal sang anak akan hiking ke Afrika. Namun niat tersebut batal karena virus Ebola sedang mewabah di kawasan tersebut. Hingga akhirnya, perjalanan dialihkan ke Nepal. "Dia senang sekali bisa ke Nepal," ucapnya.

Lundi mengingat, saat anaknya meninggalkan rumah menuju ke Nepal, Kadek menggunakan Land Rover. Seperti biasa, wajah anaknya selalu bahagia jika akan naik gunung. "Kontak terakhir kali tanggal 23 April. Setelah itu kami belum berhasil mengontak dia," imbuhnya.

Saat ini, ia hanya banyak berdoa. Ia memang berharap mendapat kabar baik, namun ia sudah ikhlas dengan kabar apapun.

Sebelumnya diberitakan, tiga pendaki asal Bandung yakni Jereon Hehuwat (39), Kadek Andana (26), dan Alma Parahita (32), masih berada di Nepal ketika daerah tersebut diguncang gempa 7,9 SR pada Sabtu (25/4/2015) siang. Sejak terjadi gempa, ketiganya belum bisa dikontak.