Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Sebut Utang Indonesia ke Dunia sebagai Jebakan

Kompas.com - 24/04/2015, 15:49 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memuji kritikan dari Presiden Joko Widodo terkait keberadaan lembaga keuangan internasional yang tidak bisa menyelesaikan suatu masalah. Ganjar menilai lembaga keuangan seperti Bank Dunia maupun IMF seharusnya tidak menjadi beban di negara peminjam.

“Saya kira banyak orang masuk disebut sebagai jebakan pinjaman. Itu kadang-kadang menyengsarakan. Kita utang sebagai bangsa kok ngutang ke rentenir, bunga dan berbunga. IMF, World bank ketika memberikan pinjaman seharusnya menyelesaikan persoalan bangsa, bukan beban,” kata Ganjar saat dimintai komentar soal pidato Jokowi, Jumat (24/4/2015).

Berbekal pengalaman utang yang diberikan lembaga keuangan internasional saat resesi tahun 1998 silam, Indonesia kini merasakan dampaknya.

Menurut Ganjar, ketika utang masuk ke Indonesia, perekenomian Indonesia menjadi rusak. Terlebih, kebutuhan dasar hajat warga mulai tergantung dengan impor dari luar negeri.

“Besok kalau utang datang, setelah itu perekonomian jadi porak poranda. Badan Urusan Logistik yang dulu bisa jualan barang pokok, sekarang hanya bisa jualan beras. Sembilan bahan pokok lainnya termasuk kedelai, gula, minyak goreng terigu, semua impor dari luar,” ujar dia.

Untuk itulah, Ganjar berharap agar pemerintah Indonesia bisa berhitung dengan rapih. Jangan sampai, kata dia, impor terus masuk pada satu sisi petani dalam kondisi panen.

“Sekarang harus berhitung. Petani tebu mau tanam tebu, impor gula masuk. Padi mau panen, digelitiki untuk impor beras. Saya harap solidaritas antar bangsa muncul, hingga nanti Asia-Afrika muncul bicara soal ekonomi,” tandas politisi PDI Perjuangan ini.

Dalam pidatonya, Presiden RI Joko Widodo mengkritik lembaga keuangan dunia yang dianggap tidak membawa solusi bagi persoalan ekonomi global. Jokowi memandang persoalan ekonomi dunia yang diyakni dapat diselesaikan World Bank, IMF, dan ADB merupakan pandangan yang usang dan perlu dibuang.

Jokowi pun berpendirian, bahwa pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa diserahkan hanya pada lembaga keuangan internasional. Negara-negara Asia dan Afrika wajib membangun tatanan ekonomi dunia baru yang terbuka bagi kekuatan-kekuatan dunia baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com