“Saya kira banyak orang masuk disebut sebagai jebakan pinjaman. Itu kadang-kadang menyengsarakan. Kita utang sebagai bangsa kok ngutang ke rentenir, bunga dan berbunga. IMF, World bank ketika memberikan pinjaman seharusnya menyelesaikan persoalan bangsa, bukan beban,” kata Ganjar saat dimintai komentar soal pidato Jokowi, Jumat (24/4/2015).
Berbekal pengalaman utang yang diberikan lembaga keuangan internasional saat resesi tahun 1998 silam, Indonesia kini merasakan dampaknya.
Menurut Ganjar, ketika utang masuk ke Indonesia, perekenomian Indonesia menjadi rusak. Terlebih, kebutuhan dasar hajat warga mulai tergantung dengan impor dari luar negeri.
“Besok kalau utang datang, setelah itu perekonomian jadi porak poranda. Badan Urusan Logistik yang dulu bisa jualan barang pokok, sekarang hanya bisa jualan beras. Sembilan bahan pokok lainnya termasuk kedelai, gula, minyak goreng terigu, semua impor dari luar,” ujar dia.
Untuk itulah, Ganjar berharap agar pemerintah Indonesia bisa berhitung dengan rapih. Jangan sampai, kata dia, impor terus masuk pada satu sisi petani dalam kondisi panen.
“Sekarang harus berhitung. Petani tebu mau tanam tebu, impor gula masuk. Padi mau panen, digelitiki untuk impor beras. Saya harap solidaritas antar bangsa muncul, hingga nanti Asia-Afrika muncul bicara soal ekonomi,” tandas politisi PDI Perjuangan ini.
Dalam pidatonya, Presiden RI Joko Widodo mengkritik lembaga keuangan dunia yang dianggap tidak membawa solusi bagi persoalan ekonomi global. Jokowi memandang persoalan ekonomi dunia yang diyakni dapat diselesaikan World Bank, IMF, dan ADB merupakan pandangan yang usang dan perlu dibuang.
Jokowi pun berpendirian, bahwa pengelolaan ekonomi dunia tidak bisa diserahkan hanya pada lembaga keuangan internasional. Negara-negara Asia dan Afrika wajib membangun tatanan ekonomi dunia baru yang terbuka bagi kekuatan-kekuatan dunia baru.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.