Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Insiden Pingsan hingga Anak Hilang di Acara Rekor Dunia Angklung

Kompas.com - 23/04/2015, 14:11 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Acara pemecahan rekor dunia pemain angklung terbanyak diwarnai insiden pelajar pingsan dan anak hilang. Sejumlah pelajar pingsan karena terlalu lama berada di bawah terik matahari.

"Kalau di tenda ini yang pingsan satu orang, terus di tenda sana ada beberapa orang. Namun, yang paling banyak di pintu masuk," ujar salah satu petugas kesehatan, Ria, di Stadion Siliwangi, Bandung, Kamis (23/4/2015).

Menurut Ria, cuaca Bandung memang sedang panas dan anak-anak sudah berada di lapangan sejak pukul 06.00 WIB. Selain karena kepanasan, ada sejumlah anak yang pingsan karena berdesakan saat masuk ke stadion.

Dia menambahkan, semua peserta yang pingsan sudah ditangani. Mereka yang kuat melanjutkan acara akan dipersilakan ikut berbaris kembali. Namun, bagi yang tidak kuat, mereka dapat duduk di tenda yang disediakan panitia.

Selain adanya pelajar yang pingsan, relawan KAA sempat disibukkan dengan adanya insiden anak hilang. Seorang ibu, Nani, menangis histeris saat anaknya yang berkebutuhan khusus, Konita, menghilang di tengah keramaian 20.000 peserta angklung.

"Tadi saya mau masuk lewat pintu utara. Terus terdengar suara angklung, anak saya lari mengejar suara angklung. Saya berusaha mengejarnya. Tapi, karena sudah tua, (anak saya) gak kekejar, malah saya kehilangan anak saya," ucap Nani sambil menangis kencang.

Nani meminta panitia mengumumkan anak hilang di atas panggung. Namun, karena sedang ada proses penghitungan pemain angklung, hal itu tidak dilakukan.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil lalu menginstruksikan dari atas panggung bagi siapa pun yang kehilangan anak atau terpisah dari rombongannya untuk berkumpul di tenda merah putih. Mendengar pengumuman itu, si ibu ditemani petugas kesehatan merapat ke tenda merah putih.

"Alhamdulillah, anaknya ketemu," tutur petugas tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com