Dia menuturkan, untuk menyambung hidup saja, dia dan petugas penyuluh lainnya terpaksa berutang.
"Kami ini sudah sangat kelaparan Pak. Untuk bisa datang ke sini saja kami berutang. Mau sampai kapan Bapak-bapak di depan ini melihat kami kelaparan seperti ini," kata dia.
Tahun sebelumnya, menurut dia, kondisi yang sama juga dialami ratusan penyuluh di Lampung. Namun akhirnya, ada kejelasan kapan honor itu cair.
"Kenapa tahun ini terkesan berlarut-larut," ujar dia.
Perwakilan dari Bakorluh Lampung Catur Agus Siswanto dan Oktovia Hafidz mengutarakan bahwa keterlambatan transfer honor penyuluh karena kesalahan teknis dalam memasukkan data.
"Rupanya kesalahan penulisan nama dan gelar serta titik koma bisa berakibat fatal. Makanya ke depan kami minta para PHL dapat memperhatikan secara seksama hal yang dianggap kecil itu," kata Catur.
Selama ini, pihaknya mengklaim telah berupaya semaksimal mungkin untuk mempercepat proses pencairan honor mereka. Honor penyuluh untuk jenjang pendidikan D4-S1 Rp 1.800.000, tingkatan D3 Rp 1.300.000 dan SMA Sederajat Rp 1 juta ditambah biaya operasional penyuluhan (BOP) Rp 320.000 per bulan.
Ratusan penyuluh itu mengancam akan bermalam di Kantor Bakorluh Lampung jika belum ada pencairan hari ini juga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.