Hari Kartini, Polisi Pun Pakai Baju Adat

"Ini merupakan bagian dari rangkaian Operasi Simpatik yang telah kami gelar sebulan terakhir dengan pendekatan simpati untuk meningkatkan kesadaran pengguna jalan untuk tertib berlalu lintas," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Sulut, Kombes Stephen Napiun.

Selain menggunakan baju adat, polisi juga mengajak anak-anak berpakaian polisi dan polisi berpakain badut ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Beberapa pengendara yang kedapatan tidak menggunakan helm sebagaimana mestinya diminta untuk berhenti dan diajarkan cara menggunakan helm yang benar.

Polisi juga menempelkan sticker ajakan tertib berlalu lintas di kenderaan yang lewat. Para pengendara pun menyambut gembira aksi simpatik tersebut dengan harapan polisi juga bisa meningkatkan pelayanan bagi masyarakat.

Sehari sebelumnya Ditlantas Polda Sulut juga mengunjungi pasien korban kecelakaan di rumah sakit dan mengajak mereka berdoa. Selain itu para pasien korban kecelakaan diberikan santunan perawatan dari Jasa Raharja.

Menurut Napiun masalah keselamatan adalah hak asasi manusia, dan polisi sudah selayaknya melakukan pendekatan simpatik. Ketika ada korban kecelakaan pihaknya berupaya mengunjungi korban dengan mengajak mereka berdoa dengan harapan bisa sadar dalam berlalu lintas.

Salah satu korban kecelakaan Alfons (15) yang mengalami kecelakaan di Remboken, Minahasa mengaku senang dengan kegiatan yang dilakukan polisi tersebut. Dia berjanji setelah keluar dari rumah sakit akan berusaha tertib dalam berlalu lintas.

Sementara ibu Alfons, Aneke terharu saat menerima jaminan santunan perawatan dari Jasa Raharja sebesar Rp. 10 juta. "Terima kasih untuk polisi yang telah mengunjungi dan mendoakan anak kami. Kami juga tidak menyangka mendapat asuransi semudah ini," kata Aneke.