Wali Kota Gorontalo Diundang Jadi Pembicara di KAA

GORONTALO, KOMPAS.com - Wali Kota Gorontalo Marthen Taha diundang menjadi pembicara di Konferensi Asia Afrika (KAA). Ikut diundang beberapa wali kota dari negara-negara sahabat pada 22-23 April 2015.

"Pak Wali Kota Gorontalo akan mengangkat konsep 'SMART City' yang dijalankan di daerah itu," kata anggota tim kerja Wali Kota Gorontalo, Funco Tanipu, Minggu (19/4/2015), seperti dikutip Antara.

Di KAA itu, Marthen akan panel dengan beberapa wali kota di dunia seperti Wali Kota Ramallah Palestina, Wali Kota Waseda Jepang, Wali Kota Hanoi Vietnam.

Kemudian ada Wali Kota Beijing China, Chairperson of Qatar, Governor of Bangkok Thailand dan Wali Kota Lusaka, Zambia.

Menurut Funco yang juga akademisi Universitas Negeri Gorontalo (UNG) itu, Kota Gorontalo belakangan ini memang gencar mewujudkan sebuah kota smart city dengan visi sebuah kota bertajuk SMART yakni, "Sejahtera, Maju, Aktif, Religius dan Terdidik".

Berbagai program Pemerintah Kota Gorontalo yang ditujukan untuk mewujudkan Kota Gorontalo sebagai Smart City, mulai dari 'smart goverment', 'smart people', 'smart community', 'smart healthcare'.

Kemudian 'smart transportation', 'smart education', 'smart environmental', 'smart energy'.

"Smart City adalah konsep acuan dari pembangunan jangka panjang Kota Gorontalo," katanya.

Kehadiran Wali Kota Gorontalo sebagai pembicara di KAA dianggap unik karena daerah itu telah memiliki konsep smart city sejak ratusan tahun lalu.

Smart community sudah ada dasarnya pada konsep "linula", smart people sudah ada pula pada konsep "ilomata" (setiap manusia mesti ada karya), smart economy sudah ada pada konsep "tayade", smart citizen sudah tertuang dalam konsep "tolianga", dan smart government sudah ada dalam "dulohupa".

Konsep smart city secara keseluruhan tidak akan bekerja secara maksimal jika partisipasi masyarakat tidak minimal. Di Gorontalo, "huyula" adalah prinsip dasar dari partisipasi masyarakat.

Bahkan, keunikan lain dari Gorontalo karena memiliki konsep federasi unik yakni "limo lo pohalaa". Konsep inilah yang menjadi dasar panitia KAA mengundang Wali Kota Gorontalo menjadi pembicara di konferensi internasional.