Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Daerah Se-Jateng Tanda Tangani Deklarasi Tolak ISIS

Kompas.com - 07/04/2015, 12:35 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com — Ratusan orang dari berbagai pimpinan instansi di Jawa Tengah membubuhkan tanda tangan menolak kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS.

Hal tersebut mereka lakukan di sela-sela rapat koordinasi sinergi pencegahan dan penanggulangan pergerakan ISIS di wilayah Jawa Tengah, yang dihadiri bupati/wali kota serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda) se-Jawa Tengah, Selasa (7/4/2015).

Para kepala daerah dan pimpinan instansi atau organisasi masyarakat ini membubuhkan tanda tangan di kain putih sepanjang 15 meter yang diletakkan di depan ruang Gedung Gradikan Bhakti Praja.

Mereka juga menuliskan pesan khusus soal ISIS di kain tersebut, seperti "Islam Yes, ISIS No", "Sirnalah ISIS dari Bumi Pertiwi", dan "ISIS No, NKRI Yes."

Beberapa pimpinan daerah juga tidak luput dari dukungan menolak ISIS. Bupati Brebes Ida Priyanti, Wakil Bupati Wonosobo Maya Rosida, dan Ketua DPRD Cilacap Suheri membubuhkan tanda tangan.

Begitu juga pemuka agama serta perwira TNI dan Polri yang hadir dalam forum akbar tersebut. Para peserta mendengarkan pemaparan dari banyak pihak, selain dari Polri, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, juga ada pengarahan dari anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang juga mantan Ketua Umum PBNU, KH Hazim Muzadi.

Dalam arahannya, KH Hazim misalnya menilai cara berpikir dan berdakwah pengikut ISIS berbeda dengan mayoritas orang Muslim di Indonesia. Mereka juga tidak mengakui batas kedaulatan negara.

"Mereka mengkafirkan orang yang sudah Islam. Beda dengan ulama dulu. Itu bedanya Walisongo dengan Wali Jenggot," kata Hasyim saat memberi pengarahan.

Dakwah yang dijalankan semestinya dari mengubah perilaku buruk ke perilaku baik, bukan sebaliknya, yang sudah baik dijadikan buruk. Cara demikian, lanjutnya, akan membuat embrio pertikaian di kalangan masyarakat.

Selain hal tersebut, Hasyim menilai para pengikut ISIS ataupun penganut radikalisme tidak mau menggabungkan keyakinan ajaran dengan dakwah dan pendidikan. Pengikutnya hanya didoktrin sehingga tidak mempunyai pemahaman selain doktrin tersebut.

"Indonesia ini jangan tekstual. Kalau sudah sesuai ajaran agama ya sudah. Itu pemikiran substansial," ujarnya.

Rapat koordinasi ini dihadiri Gubernur Ganjar Pranowo, Kapolda Irjen Nur Ali, Pangdam Diponegoro Mayjen TNI Bayu Purwiyono, Kepala Kejati Hartadi, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pimpinan lembaga daerah lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com