Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Surat Petani Kendeng untuk Presiden Jokowi

Kompas.com - 06/04/2015, 22:23 WIB
Ahmad Arif

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Petani Pegunungan Kendeng masih menunggu kesediaan Presiden Joko Widodo, untuk berdialog. Selain menabuh lesung di halaman Istana Presiden, Senin (6/6) sore, sebagai simbol protes terhadap ancaman terhadap sistem pertanian mereka, para petani ini kemudian membuat surat ke Presiden Joko Widodo.

Ditulis tangan dalam bahasa Jawa dan ditandatangani oleh Gunretno dan Gunarti dari Komunitas Sedulur Sikep, Pati serta Sukinah sebagai wakil dari petani Rembang. Surat kemudian juga dilampiri dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia dengan diketik. Berikut surat yang diserahkan mereka ke Layanan Persuratan, Kementerian Seretarian Negara RI.

Sedulur Sikep merupakan komunitas petani di Pegunungan Kendeng  yang dirintis Samin Surontiko–nama aslinya, Raden Kohar–tahun 1890-an. Gerakan ini awalnya didasari semangat perlawanan tanpa kekerasan terhadap Belanda dengan menolak membayar pajak dan segala peraturan kolonial.

Tahun 1859, Samin ditangkap dan diasingkan Belanda ke Padang, Sumatera Barat, hingga akhir hayatnya. Namun, ajaran Samin tetap dipelihara Komunitas Sedulur Sikep di kawasan Pegunungan Kendeng, membentang dari Blora dan Pati di Jawa Tengah hingga Bojonegoro di Jawa Timur. Setelah kemerdekaan Indonesia, Sedulur Sikep tetap mempertahankan ajaran Samin dengan tetap menjadi petani dan sangat tergantung pada bentang alam Kendeng.

Sejak beberapa tahun terakhir, sejumlah industri semen berencana menambang pegunungan gamping di kawasan ini. Inilah awal perlawanan komunitas Sedulur Sikep atau para pengikut samin ini, karena penambangan itu dikhawatirkan merusak sumber air dan mengganggu kehidupan bertani mereka. AHMAD ARIF

 
Jakarta, 6 april 2015

Tuhu tresno,
Kepada Bapak Jiko Widodo
Presiden Republik Indonesia

Melalui surat ini kami bersaudara di JM-PPK (Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng) dari Pati dan Rembang, Provinsi Jawa Tengah, mau minta waktu Bapak Joko Widodo untuk membicarakan nasib para petani dan keselamatan pegunungan Kendeng.

Kami bersaudara mengetahui betul bahwa Bapak Joko Widodo sibuk sekali, tapi kami percaya sekali Bapak Joko Widodo tidak akan pernah melupakan sedulur tani.

Maka dari itu kami mau dan akan menunggu di Istana Negara, Jakarta sampai Bapak Joko Widodo ada waktu untuk menemui kami sak sedulur.

Cukup sekian kata Kami. Semoga mendapat perhatian.

Matur nuwun,

Gunretno (Sedulur Sikep)
Gunarti (Sedulur Sikep)
Sukinah (Rembang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com