Sebagian besar dari mereka masih berada di bawah garis kemiskinan. Hal ini dikatakan oleh dr. Dewi, Kepala Bidang Medik RSUD Benyamin Guluh. Dia mengatakan, jumlah tersebut berdasarkan data pasien DBD yang dirawat dalam tiga bulan terakhir.
"Pasien penyakit tersebut memang sebagian besar berasal dari keluarga yang kurang mampu," katanya, Senin (6/4/2015).
Dia menambahkan angka 127 ini adalah yang tertinggi. Selama ini, tidak pernah mencapai 100 orang dalam kurun waktu tiga bulan. Penyakit yang disebarkan lewat nyamuk itu memang lebih banyak menyerang anak-anak dibawah usia lima tahun.
"Saya lupa angka sebelumnya. Tapi yang jelasnya ini yang tertinggi. Penderita paling banyak dari daerah Kecamatan Kolaka yang padat penduduk. Jadi memang butuh kesadarsn masyarakat," tambahnya.
Secara terpisah, perwakilan dari Dinas Kesehatan Kolaka yang menangani masalah DBD, Maddu, mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan pendalaman jenis jentik nyamuk DBD yang ada di Kolaka. Hal ini, lanjutnya, penting untuk dilakukan untuk mengetahui langkah pencegahan.
"Kita lakukan dulu penelitian jenis jentik apa. Kalau sudah ketahuan akan memudahkan kita membasmi jentiknya," tegasnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, ada dua bocah meninggal dunia beberapa hari yang lalu akibat penyakit tersebut. Pihak Dinas Kesehatan pun hanya melakukan fogging atau pengasapan terhadap lingkungan korban yang meninggal dunia. Hal ini pun diakui tidak dapat mematikan jentik hanya dapat mematikan nyamuk dewasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.