Salah satunya adalah apa yang digelar di Pesantren Walibarokah LDII yang ada di Burengan, Kota Kediri, Kamis (2/4/2015). Salah seorang personel polisi memberikan ceramah di hadapan ratusan santri dan pengurus pesantren tentang bahaya radikalisme.
"Kita berikan wawasan bahaya radikalisme ISIS (Negara Islam di Irak dan Suriah) serta kita perkuat pemahaman Pancasila," kata Iptu Sukadi, Wakil Komandan Subden 1 Kompi C Kediri.
Selama ini, kata dia, untuk wilayah Kediri memang belum ditemukan tanda-tanda penyebaran paham ISIS, namun kewaspadaan tetap harus dilakukan. Terlebih untuk wilayah tetangga, yaitu di Tulungagung, pekan lalu telah terjadi penangkapan seorang warga yang diduga menjadi anggota ISIS oleh tim Densus 88.
Obyek penyuluhan ini, kata dia, ke depannya tidak hanya pada kalangan pesantren saja, namun akan terus diperluas hingga menyentuh segenap elemen masyarakat. Dengan demikian diharap tidak ada tempat lagi untuk paham ISIS yang bisa berkembang.
Pengurus Pesantren Walibarokah, Sunarto, mengatakan, sosialisasi dari Brimob itu sekaligus menguatkan pengajaran yang benar bagi para santri. Salah satunya adalah tema jihad, yang menurut dia saat ini sudah banyak disalahtafsirkan.
Jihad, menurut dia, tidak melulu pada perang fisik. "Namun jihad itu bagi pesantren kami adalah lebih pada bagaimana menahan diri dengan sebaik-baiknya. Jihad akbar itu justru makna yang sering dilupakan adalah memerangi hawa nafsunya sendiri," kata Sunarto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.