Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BTS Rusak dan Diskominfo Belum Bayar Utang, Warga Terisolasi

Kompas.com - 01/04/2015, 15:42 WIB
Kontributor Samarinda, Gusti Nara

Penulis

KUTAI BARAT, KOMPAS.com - Baru tiga bulan beroperasi, kini Base Transceiver Station (BTS) Telkom di wilayah Perbatasan Indonesia–Malaysia, tepatnya di Desa Long Apari, sudah tidak bisa digunakan. Warga Desa Long Apari kembali mengeluhkan keadaan sepi di Long Apari karena tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar.

“Sudah dua minggu lebih, kondisi Long Apari tidak bisa berkomunikasi dengan daerah luar. Padahal baru tiga bulan, tapi sekarang BTS sudah tidak kring lagi,” kata Kepala Adat Besar Kecamatan Long Apari, Yohanes Ibo, Rabu (1/4/2015).

Yohanes menjelaskan, pihaknya sudah menghubungi pihak Telkom. Namun, kerusakan yang ada sangat serius sehingga harus dipasangi alat semacam parabola khusus penangkap sinyal telekomunikasi.

Sayangnya, lanjut dia, Telkom tidak bisa mengusahakan alat yang baru. Pasalnya, karena pihak Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kalimantan Timur (Kaltim) yang wajib mengadakan alat tersebut.

“Kami sudah ke Telkom, dan sama-sama melihat kondisi BTS tersebut di lapangan. Tapi kata pihak Telkom, kerusakan serius dan harus ada semacam alat khusus seperti parabola yang harus dipasang. Pengadaan alat itu adalah kewajiban Diskominfo Kaltim sehingga Telkom tidak bersedia memasangi alat tersebut, tanpa ada keputusan lanjut dari Diskominfo,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, lanjut Yohanes, pihak Telkom juga mengeluhkan utang Diskominfo yang belum dibayar. Pasalnya, pada saat pemasangan BTS, Diskominfo masih memiliki utang pada Telkom.

“Kami juga bingung waktu Telkom mengeluh masalah hutang. Setau kami, Pemkab Mahulu sudah melunasi hutang. Ternyata yang berhutang Diskominfo,” sebutnya.

Untuk itu, Yohanes mewakili seluruh warga di perbatasan mengharapkan Diskominfo segera mencari jalan tengah untuk masalah tersebut mengingat kondisi perbatasan masih gelap gulita ditambah tidak ada sinyal untuk mengetahui informasi di dunia luar.

BTS Long Apari mampu memberi sinyal komunikasi pada 10 desa yang paling berbatasan dengan Malaysia. Di daerah tersebut, merupakan daerah yang terisolir sebab tidak ada PLN dan tidak ada jalur darat untuk keluar.

“Kami berharap utang pada Telkom sgera dilunasi, agar BTS kembali bisa digunakan. Kami senang sekali waktu BTS itu bisa nyala dan memberi kami sinyal. Tapi ketika BTS itu mati, kami berusaha menghubungi siapa saja. Bahkan saya dan beberapa Kepala Adat sampai rela pergi ke Mahulu dan ke Ibu Kota di Samarinda untuk mengusahakan sinyal di daerah kami,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com