Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demam Akik dan Batu Motif Punggung Kura-kura Asli Mamuju

Kompas.com - 30/03/2015, 12:44 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis


MAMUJU, KOMPAS.com
- Sepanjang belasan kilometer Jalan Trans-Sulawesi di wilayah Desa Takandeang, Kecamatan Tappalang, Mamuju, Sulawesi Barat, kini berubah wajah. lapak-lapak buah yang tadinya ada di sepanjang jalan ini disulap warga menjadi lapak-lapak baru yang menjajakan aneka batu akik beragam motif dan warna.

Demam batu akik yang melanda provinsi baru ini sejak lima bulan terakhir diakui warga menjadi berkah tersendiri. Sejumlah pedagang yang tadinya menjual buah-buahan lokal dan impor beralih menjadi pedagang batu akik karena lebih menguntungkan dan minim biaya modal.

Iva (40), ibu rumah tangga, salah satunya. Dia beralih dari penjaja buah menjadi pedagang batu akin karena bisnis buah membutuhkan modal yang lebih besar dan cenderung kurang laris.

Menurut Iva, bisnis batu-batuan bisa dilakukan tanpa modal. Cukup dengan tenaga mencari batu-batuan cantik di sungai atau di gunung, warga sudah bisa jadi penjual batu.

“Mulanya saya dagang buah-buahan lokal dan impor, tapi kurang laris. Saya banting setir jadi pedagang batu-batuan. Modalnya cuma tenaga mencari batu yang melimpah. Hasilnya lumayan, bisa dapat keuntungan hingga ratusan ribu per hari dari para pecinta batu,” ujar Iva.

Para pedagang menjajakan batu yang diperoleh di kawasan pegunungan dan sungai di desa ini dengan harga berkisar Rp 5.000 sampai lebih dari Rp 100.000 tergantung ukuran dan motifnya. Dalam sehari, Iva mengaku bisa mengantongi pendapatan minimal Rp 50.000 hingga ratusan ribu per hari.

Bisnis serupa juga ditekuni Isa (42). Perempuan ini tadinya beraktivitas sebagai ibu rumah tangga dan tak melakukan pekerjaan sampingan. Dia lalu membuka lapak batu akik dengan modal mengerahkan anggota keluarga untuk mencari aneka batu cantik untuk menjalankan usahanya.

“Usaha tanpa modal ini sangat membantu pendapatan warga. Tak perlu meminjam kredit modal ke bank, usaha ini bisa digeluti siapa saja,” ujar Isa.

Isa mengaku senang karena dengan membuka usaha ini dia bisa membantu suami atau keluarga untuk mencari tambahan uang belanja.

Warga yang setiap hari melintas di jalur menghubungkan empat provinsi di Pulau Sulawesi ini dimanfaatkan oleh para penjaja batu akin sebagai pasar. Mereka yang menempuh perjalanan dari Kendari atau Palu menuju Makassar dan sebaliknya memang kerap melepas lelah di tempat ini.

Selain bebatuan biasa yang berharga murah, beberapa penjaja batu akik menjual sejumlah batu langka yang terkenal dari daerah Mamuju, seperti batu yang memiliki corak melati dan bermotif peta Sulawesi. Namun yang paling banyak diincar pembeli yakni batu bermotif punggung kura-kura dengan beragam warna. Batu ini sendiri merupakan batu akik khas Mamuju.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com