Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak ISIS, Pemuda Bagi-bagi Stiker Sambil Orasi

Kompas.com - 26/03/2015, 13:52 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis


AMBON, KOMPAS.com - Puluhan pemuda di Kota Ambon yang tergabung dalam Komite Independen Pemuda Regional Maluku (KIPRM) menggelar aksi penolakan terhadap radikalisme agama sambil mengajak masyarakat menolak kehadiran ISIS di Maluku.

Aksi yang dipusatkan di kawasan Tugu Gong Perdamaian Dunia, Kamis (26/3/2015), itu dilakukan para pemuda dengan cara membagikan selebaran berisi seruan menolak berbagai bentuk paham radikalisme agama yang menjurus kepada kekerasan bagi setiap warga yang melintas di kawasan itu.

Para pemuda ini juga memberikan selebaran pada sopir dan penumpang angkutan kota yang melintas di kawasan tersebut. Mereka juga menempel stiker penolakan terhadap paham kekerasan di setiap angkot.

Tak hanya warga umum, para pemuda ini juga membagikan selebaran tersebut kepada mahasiswa, ibu-ibu rumah tangga hingga siswa dan anak-anak. Aksi ini pun mendapatkan tanggapan sangat positif dari masyarakat.

“Saya pikir ini sesuatu yang sangat positif sekali. Ini sebuah bentuk penyadaran kepada warga atas bahaya paham radikalisme agama termasuk juga ISIS,” kata Firman, salah seorang warga.

Ketua Umum KIRPM, Hasbollah Asel, mengatakan tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk membangun kesadaran warga di Maluku bahwa radikalisme agama dan paham ISIS sangat berbahaya karena bertentangan dengan prinsip kemanusiaan universal.

“ISIS dan radikalisme agama tidak boleh diberi ruang di indonesia dan Maluku, karena paham seperti ini sangat berbahaya sekali, karena itu harus ditolak,” katanya di sela-sela kegiatan tersebut.

Menurut dia, semua agama mengajarkan tentang nilai-nilai perdamaian dan saling menghormati, sedangkan radikalisme agama menolak dan menentang nilai kemanusiaan dan hanya menebar kebencian di antara sesama.

Dia juga menegaskan jika paham kekerasan yang ditebarkan ISIS dan berbagai bentuk paham radikalisme agama lainnya sangat bertentangan dengan budaya leluhur orang Maluku yang sangat menjunjung tinggi nilai persaudaraan.

“Radikalisme agama bukan budaya orang Maluku, radikalisme agama hanya akan merusak persaudaraan orang Maluku dan radikalisme agama hanya akan mengancam kedamaian dan kerukunan umat manusia,” ungkap Hasbollah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com