Rumah yang rusak itu tersebar di Desa Menur sebanyak 15 unit dan di Desa Waru 6 unit. Sementara rumah yang roboh berada di Desa Waru, yakni milik Ngadimin, warga RT 3 RW 7.
"Korban jiwa nihil. Kerusakan rata-rata pada bagian atap genting yang pecah berjatuhan karena diterbangkan angin kencang," ungkap Danramil Mranggen, Kapten Arm Utomo, Rabu.
Pada saat kejadian, sambung Utomo, awan hitam menutupi langit Desa Menur dan Desa Waru, kemudian datang angin kencang dari arah timur ke barat menuju pemukiman penduduk. Angin kemudian berputar-putar melewati dua desa tersebut dan menyapu rumah warga, kemudian disusul hujan deras.
"Kejadiannya berlangsung cepat, hanya lima menit," kata Utomo.
"Sebanyak 20 pohon mahoni di sepanjang jalan penghubung Desa Menur ke Desa Ngemplak, Kecamatan Mranggen, juga roboh terangkat hingga akar akibat anggin puting beliung," sambungnya.
Setelah puting beliung reda, warga dibantu Koramil Mranggen, Polsek Mranggen dan BPBD Demak, bergotong-royong melakukan perbaikan darurat atap rumah warga yang rusak dan menyingkirkan pohon yang tumbang di jalanan.
"Kerugian materil diperkirakan Rp 50 juta. Sudah 15 tahun lebih, baru kali ini angin puting beliung melanda Desa Waru dan Desa Menur," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.