"Kalau ada yang ekstrem, ada yang radikal, berarti proses keserasian sosial itu belum terbangun di sana," kata Khofifah.
Menurut dia, kementerian lembaga, pemerintah, dan semua elemen masyarakat perlu bersatu padu untuk mencegah paham radikal ini masuk ke Indonesia. Sebab, selama ini, paham radikal mudah masuk melalui iming-iming akan mendapatkan kesejahteraan di akhirat.
"Bagi orang-orang yang tidak bisa mendapatkan kesejahteraan di dunia, akan ada janji kesejahteraan di akhirat. Jadi, janji-janji akhirat itu menjadi motivasi mereka melakukan gerakan-gerakan atas nama jihad supaya mereka mati sahid," kata Khofifah.
Menurut Khofifah, hal seperti inilah yang perlu disosialisasikan dan dikomunikasikan kepada masyarakat bahwa Tuhan menurunkan Rasulullah untuk membawa pesan Islam untuk kedamaian, kesantunan, dan memberikan kebahagiaan.
"Pada posisi seperti inilah kita tidak hanya bisa mengandalkan dakwah di masjid dan pesantren, tetapi kita semua punya tugas untuk mengomunikasikan kepada mereka," kata Khofifah.
Khofifah mengatakan, aksi radikal ISIS kerap menghilangkan nyawa orang, merusak fasilitas umum dan fasilitas sosial, serta berakibat pada proses reduksi fungsi kemanusiaan. Pasalnya, yang dilakukan jauh dari perilaku-perilaku yang menempatkan manusia lebih bermartabat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.