Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Jadi Korban Malapraktik, Maruli Tewas Kena Bakteri Saat Operasi

Kompas.com - 25/03/2015, 10:37 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com — Hasil otopsi terhadap pasien yang diduga menjadi korban malapraktik di Rumah Sakit Mitra Sejati, Jalan AH Nasution, Medan, menyimpulkan bahwa Maruli Silalahi (33) meninggal karena terkena bakteri saat proses operasi.

"Kita juga masih menunggu keterangan yang akan diberikan IDI (Ikatan Dokter Indonesia). Untuk sementara, hasil otopsi menyatakan korban terkena bakteri saat di operasi," kata Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram Istanto, Selasa (24/3/2015).

Menurut Wahyu, bakteri tersebut menyerang organ perut yang mengakibatkan infeksi. Namun, dia mengatakan, kesimpulan yang pasti akan muncul dari IDI. Proses itu akan memakan waktu sekitar satu bulan karena harus melalui serangkaian reka medis.

"Tidak sebentar, bisa makan waktu lama, sekitar sebulan mungkin. Karena harus dipastikan secara medis, ini dilakukan untuk lebih memudahkan penyelidikan kasus dugaan malapraktik yang dilaporkan orangtua pasien," kata Wahyu.

Sementara itu, Humas RS Mitra Sejati, dr Erwin Syah, mengatakan, dokter sudah bekerja sesuai prosedur menangani seluruh pasien. “Kita melakukan operasi sesuai dengan prosedural, kita siap dipanggil polisi, ataupun dipanggil untuk persidangan dengan membawa reka medis yang ada,” kata Erwin.

Sebelumnya diberitakan, Bungaria Simbolon (55), warga Jalan Menteng 7, Lorong Serasi, Medan Denai, melaporkan Dr Heri ke Mapolresta Medan pada Senin (23/3/2015). Ibu rumah tangga itu menduga, dokter yang bertugas di RS Mitra Sejati Medan melakukan malapraktik terhadap Maruli Silalahi, anak bungsunya.

Bungaria mengatakan, Maruli mengeluh sakit di dalam tubuhnya. Khawatir dengan keadaan anak kelimanya itu, dia lalu membawa memeriksakan diri ke RS Mitra Sejati, Jumat (20/3/2015) lalu. Malamnya, Maruli langsung masuk ruang operasi karena berdasarkan hasil diagnosis, dia menderita usus buntu.

Sabtu (21/3/2015), seusai operasi, Maruli menginap di Ruang Tulip lantai tiga. "Siap operasi inilah anakku merasa tak enak badannya. Sebagian tubuhnya tak bisa digerakkan. Sampai Minggu, terus demam tinggi dia," kata Bungaria.

Maruli mengalami demam tinggi hingga 40 derajat celsius, hingga membuat Bungaria panik. "Terus datang perawat bawa selang. Kata perawatnya, kemungkinan ada gangguan di usus anakku. Dokter cuma datang sebentar nengok anakku," kata dia.

Senin (23/3/2015) sekitar pukul 08.00 WIB, Maruli mengembuskan napas terakhir. "Langsung aku buat pengaduan ke polisi," ucap dia sambil menunjukkan surat laporan pengaduan dengan Nomor STTLP/668/K/III/2015/Resta Medan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com