Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipukuli Polisi, Kepala Tukang Ojek Retak

Kompas.com - 23/03/2015, 08:58 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Dua tukang ojek, Martinus Elu dan Roby Kenjam yang menjadi korban penganiayaan anggota Kepolisian Resor Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), kemarin, hingga kini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu.

Keduanya mengalami cidera serius di bagian kepala. Bahkan berdasarkan hasil rontgen, salah satu korban mengalami retak di tumpurung kepala bagian kanan.

Direktur Lembaga Anti Kekerasan Masyarakat Sipil (Lakmas) Cendana Wangi NTT, Viktor Manbait yang terus memberikan pendampingan terhadap para korban sejak kejadian, ketika dihubungi Kompas.com dari Kupang, Minggu (22/3/2015) malam, mengatakan kondisi kedua tukang ojek masih dalam perawatan.

“Kedua korban dirawat di ruang bangsal laki-laki Kelas III RSUD Kefamenanu. Untuk korban Martinus Elu kondisinya masih lemah. Meski sudah bisa sedikit bicara namun kalau terlalu banyak bicara, pada jahitan luka akan menetes darah," kata dia.

"Roby Kenjam hingga kini belum bisa bicara dan masih pusing berat, kalau bicara banyak darah juga akan mengalir lewat jahitan. Hasil rontgen diketahui kepala bagian belakang kanan bawah retak,” kata Viktor.

Dari dua korban ini, hanya Roby Kenjam yang sudah melapor ke Polres TTU bersama korban lainnya seorang nenek yakni Maharim Radjab Mae yang juga menjadi korban kebrutalan oknum polisi. (Baca: Kasus Pos Polisi Dirusak Massa, Polisi Bantah Pukuli Tukang Ojek)

”Rencananya besok, (hari ini, Senin, 23/3/2015), akan ada pengambilan Berita Acara Pemeriksaan terhadap korban Maharim Radjab Mae dan saksi untuk korban Roby Kenjam,” ungkap Viktor.

Sementara itu istri Roby Kenjam, Santy Talan mengaku kalau suaminya masih mengeluh sakit di bagian kepala. ”Keadaan terakhir suami saya masih terasa sakit di bagian kepala, terutama sebelah kanan cedera berat (retak),” ujar Santy.

Terhadap kejadian itu, Santy sudah melapor ke polisi dan dia berharap pimpinan Polres TTU bisa segera mengambil tindakan tegas dengan memberi sanksi terhadap anggotanya yang melakukan penganiayaan.

”Harapan kami keluarga, kalau bisa masalah ini jangan didiamkan karena kami sebagai masyarakat kecil merasa sedih karena dianiaya tanpa kesalahan,' ujar Santy.

Diberitakan sebelumnya, Aparat Kepolisian Resor TTU turun ke lokasi pasca-perusakan Pos Polisi Lalu Lintas (Polantas) Tulip oleh ratusan warga Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (20/3/2015) siang.

Namun, polisi malah melakukan kekerasan dengan memukul dan menganiaya sejumlah warga. Bahkan, salah seorang nenek, Maharim Radjab Mae (50, warga Fatuteke, Kelurahan Kefamenanu Selatan, dicekik oleh seorang anggota polisi. (Baca: Pasca-perusakan Pos, Polisi Dilaporkan karena Cekik Nenek dan Pukul Tukang Ojek)

Baju Maharim ditarik oleh belasan polisi lainnya karena berdiri di dekat lokasi kejadian. Bukan hanya itu, Roby Kenjam, tukang ojek asal Kelurahan Bitefa, Kecamatan Miomafo Timur, dipukul, ditendang, dan dihantam pakai senjata api oleh sejumlah polisi. Padahal, Roby hanya duduk di depan toko onderdil motor, persis di samping Pos Polantas Tulip.

Setelah dianiaya, Roby kemudian digotong dan dibuang hingga melewati pagar, dan terjatuh dalam selokan. Akibatnya, Roby mengalami luka hingga dilarikan ke RSUD Kefamenanu untuk menjalani perawatan medis. (Baca: Polisi Pukul Tukang Ojek, Warga Balas Hancurkan Pos Polisi) 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com