Melalui mantan Ketua Himpunan Mahasiswa dan Pelajar Papua Barat (Himpar) Moresbi Sawor, mahasiswa diminta agar menjadikan peristiwa itu sebagai pelajaran agar berhati-hati dalam bersikap.
"Kami imbau agar teman-teman jangan terpancing situasi. Ambil pelajaran bagi kita semua. Kalau ada kelulusan, syukurannya yang biasa-biasa saja. Tidak usah party-party seperti kemarin yang akhirnya merepotkan banyak orang," kata Moresbi, Senin (16/3/2015).
Moresbi juga mengaku perlu meluruskan pemberitaan yang berkembang. Dia menyebutkan, kegiatan yang digelar di Wisma Renata, Kopeng, digelar oleh mahasiswa asal Sumba, NTT, bukan mahasiswa asal Papua.
"Acara itu bukan kita anak-anak Papua yang buat, melainkan mahasiswa Sumba. Kita hanya diundang," kata dia. (Baca: Puluhan Mahasiswa Papua Bentrok dengan Warga Kopeng)
Terlepas dari itu, jika ada mahasiswa asal Papua yang terbukti terlibat dalam bentrokan tersebut, dia pun menyerahkan sepenuhnya semua proses hukum kepada pihak kepolisian, termasuk kemungkinan sanksi akademik yang akan dijatuhkan oleh pihak kampus UKSW.
Sementara itu, perkembangan proses hukum di Polres Semarang terkait insiden bentrok mahasiswa Indonesia timur dengan warga Kopeng, sedikitnya lima mahasiswa masih diperiksa secara intensif oleh penyidik.
"Masih lima (diperiksa), yang masuk unsur (pidana) hanya dua mahsiswa," kata Kasatreskrim Polres Semarang AKP Herman Sophian.
Di tengah proses hukum yang berjalan, imbuh Herman, kedua belah pihak, antara mahasiswa Indonesia timur dan warga Kopeng, saat ini tengah dalam proses mediasi guna menyelesaikan permasalahan. "Masih lima (yang ditahan). Namun, kedua pihak mengajukan mediasi karena ada korban," imbuh Herman. (Baca: Bentrok Mahasiswa dengan Warga Kopeng Dipicu Suara Motor)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.