Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Tinggi karena Siklon Tropis Nathan, Nelayan Tak Bisa Melaut

Kompas.com - 13/03/2015, 19:20 WIB
Kontributor Jayapura, Alfian Kartono

Penulis


JAYAPURA, KOMPAS.com
– Balai Besar Wilayah V, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jayapura, memperingatkan adanya potensi gelombang tinggi di perairan selatan Papua dan perairan Pasifik di utara Biak dan Jayapura akibat Siklon Tropis Nathan 979 HPA di Timur Laut Australia.

Prakirawan BMKG jayapura, Finnyalia Napitupulu, mengatakan gelombang tinggi ini akibat kecepatan angin yang bertiup ke pusat Siklon Tropis Nathan 979 HPA yang kini berada di Barat Papua Nugini dengan kecepatan 10 hingga 25 knots.

Tiupan angin yang cukup kencang ini, bisa menimbulkan gelombang laut dengan ketinggian maksimal mencapai 3 hingga 5 meter di Perairan utara Jayapura dan Biak serta di perairan Mimika hingga Agats, Kabupaten Asmat dan perairan timur Laut Arafuru.

“Para pelaut dan nelayan tradisional agar lebih mewaspadai potensi gelombang tinggi di perairan Papua bagian utara dan selatan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Finnyalia, saat ditemui di Kantor BMKG Jayapura, Jumat (13/3/2015).

Finnyalia berharap agar para pelaut dan nelayan untuk senantiasa memantau prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG.

Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli Kantor Kesyahbandaran Jayapura, Arifin Pulungan mengatakan pihaknya sudah mengeluarkan larangan melaut bagi nelayan dan kapal-kapal perintis menyusul laporan potensi gelombang tinggi yang dikeluarkan pihak BMKG.

Arifin menjelaskan, pihaknya sempat memberi ijin satu kapal perintis jurusan Jayapura–Sarmi berlayar, tapi kemudian kembali ke Jayapura karena terhadap gelombang setinggi 5 meter.

“Kami sempat mendapat laporan gelombang hanya berkisar 2 hingga 3 meter. Namun ditengah perjalanan tiba-tiba cuaca berubah dan gelombang mencapai 5 meter. Namanya cuaca kan faktor alam, bisa berubah sewaktu-waktu,” ungkap Arifin melalui telepon selulernya, Jumat malam.

Arifin mengaku saat ini pihaknya belum dapat memastikan kapan pihaknya mencabut larangan melaut dan masih memantau prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG.

Sementara itu, di Pantai Hamadi Jayapura, sejak beberapa hari ini nelayan takut melaut menyusul gelombang yang mencapai 5 meter di perairan utara Jayapura. Salah seorang nelayan pantai Hamadi, Udin mengaku sudah beberapa hari tidak melaut karena gelombang tinggi di perairan utara Jayapura.

Untuk mengisi waktu selama tak melaut, Udin hanya memperbaiki perahu motor dan alat tangkap yang sering dipakai melaut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com