Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertikai Sejak 2013, Dua Kelompok Warga Maluku Tenggara di Timika Berdamai

Kompas.com - 12/03/2015, 01:18 WIB
Kontributor Jayapura, Alfian Kartono

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com – Dua kelompok warga asal Maluku Tenggara yang kerap terlibat pertikaian di Kota Timika, Kabupaten Mimika, Papua, akhirnya sepakat berdamai. Perdamaian dilakukan melalui prosesi Patah Busur Hoar Ngutru–Utan Soinarki Kali Dulang yang difasilitasi Kepolisian Resor Mimika, di Tanggul Timur, Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Rabu (11/3/2015).

Kepala Bidang Humas, Kepolisian Daerah Papua, Kombes Pol Patrige Renwarin mengatakan, prosesi perdamaian yang dihadiri seribuan warga Key Bombay dan Key Holat, dilaksanakan di Pulau Rotan, lokasi pendulangan di areal pengendapan tailing, Tanggul Timur. Prosesi dipimpin Kapolres Mimika, AKBP Yustanto Mujiharso didampingi perwakilan Pemda Mimika, dan tokoh masyarakat dari kedua kelompok.

Dijelaskan Patrige, dalam prosesi perdamaian tersebut, secara simbolis dua orang perwakilan dari kedua kelompok yang sering bertikai menyerahkan busur panah kepada Kapolres Mimika. Dua kelompok menyampaikan kesediaan mereka mengakhiri pertikaian antar kelompok berkepanjangan sejak tahun 2013 lalu.

Dalam pernyataan sikap, kedua kelompok warga meminta Polres Mimika untuk menangkap pelaku pembunuhan Wilhelmus Heatubun di Jalan Pattimura, Timika, yang terjadi 1 Januari 2013 silam. Pembunuhan ini yang memicu pertikaian berkepanjangan kedua kelompok. “

Intinya, mereka meminta kepolisian menangkap pelaku pembunuhan dalam pertikaian kedua kelompok di Timika sejak 2013 hingga 2015. Mereka juga mendesak pelaku dihukum berat, agar bentrokan serupa tak terulang lagi,” ucap Patrige melalui telepon selulernya, Rabu (11/3/2015).

Senada dengan pernyataan sikap itu, para tokoh masyarakat dari kedua kelompok warga meminta aparat bertindak tegas jika setelah perdamaian kedua kelompok warga kembali terlibat bentrokan.

“Salah seorang tokoh masyarakat bahkan meminta, kalau perlu tembak di tempat pelaku pertikaian. Karena mengganggu kehidupan warga Maluku Tenggara yang datang ke Timika untuk mencari nafkah,” ujar Patrige.

Kepada kedua kelompok warga, AKBP Yustanto memberikan apresiasi terhadap tokoh masyarakat Maluku Tenggara yang sudah membantu kepolisian mendamaikan dua kelompok warga. Yustanto meminta agar seluruh komponen masyarakat Kabupaten Mimika, khususnya kedua kelompok agar terus memelihara perdamaian ini agar tak mudah terhasut oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rabu (11/2/2015) lalu, kedua kelompok warga sempat terlibat bentrokan di Kelurahan Kwamki Baru yang mengakibatkan seorang warga mengalami luka tikam. Pertikaian ini, kemudian meluas ke lokasi pendulangan pada hari berikutnya yang mengakibatkan dua pendulang terluka kena panah wayar serta sejumlah kamp pendulang di Mil 34, Distrik Kuala Kencana.

Bentrokan antara dua kelompok warga asal Maluku Tenggara, Key Holat dan Key Bombay di Kabupaten Mimika sejak 2013 lalu, telah mengakibatkan sedikitnya 4 orang meninggal dunia dan belasan orang lainnya luka-luka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com