Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imigran Ganteng di Pekanbaru Kerap Diajak Kencan oleh Tante-tante?

Kompas.com - 10/03/2015, 12:44 WIB
PEKANBARU, KOMPAS.com — Gelombang kedatangan imigran gelap dari sejumlah negara di Pekanbaru, Riau, kini semakin menjadi persoalan. Jumlah imigran yang konon sudah mencapai angka 1.000 orang menjadi sorotan berbagai pihak, tak terkecuali pemerintah daerah setempat.

Pasalnya, mereka bebas berkeliaran bebas di jalan-jalan dan ada kabar tak sedap yang tersiar. Ada di antara mereka yang disebut terlibat dalam praktik ilegal, semacam prostitusi, penyebaran ajaran sesat, hingga keterkaitan dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Belakangan muncul pula kabar tentang kebiasaan sejumlah kaum perempuan di Pekanbaru yang menggandeng para imigran itu sebagai teman kencan. Para imigran yang menetap di rumah detensi imigran (rudenim) yang berlokasi di belakang Purna MTQ, Pekanbaru, disebut bisa diajak "pelesir", hingga menjadi pasangan kencan.

"Senang aja diajak jalan, kan ganteng-ganteng," ujar RD, seorang mahasiswi dari sebuah perguruan tinggi di Riau yang mengaku suka berkencan dengan imigran-imigran itu, seperti dilansir Tribun Pekanbaru, Selasa (10/3/2015).

Bahkan, menurut RD, banyak temannya yang menjalin hubungan spesial dengan para pemuda imigran gelap itu. Daya tarik secara fisik menjadi alasan para wanita ini menggandeng para lelaki tersebut.

RD juga bercerita, sejumlah tante-tante di Pekanbaru membawa para imigran gelap ini untuk berkencan. "Saya kan sering nongkrong di belakang Purna MTQ itu dulu, sering kelihatan tante-tante naik mobil mewah menunggu imigran itu, terus dibawa jalan," ucap RD.

Keresahan masyarakat ini bahkan sudah sampai ke telinga Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman. Beberapa waktu lalu, Gubernur sudah melakukan pertemuan dengan Badan PBB yang mengurus para pengungsi, UNHCR, untuk membahas penanganan imigran gelap tersebut.

Sementara itu, sebagai solusi jangka pendek agar tidak muncul fitnah, ia meminta warga menjaga jarak dengan para imigran gelap itu. "Namanya pengungsi, kita kan tidak tahu kondisinya seperti apa," ujar Gubernur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com