Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar: Batu Akik Itu Industri yang Dahsyat

Kompas.com - 06/03/2015, 19:27 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


PURBALINGGA, KOMPAS.com — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ingin agar motif dan kreasi batu akik makin dikembangkan. Saat ini, banyak karya yang terbentuk dari batu asli Indonesia itu menjadi pernak-pernik menarik.

“Batu akik ini industri yang dahsyat. Ini kan berawal dari hobi, kemudian berkembang. Batu klawing ini juga khas. Kami minta agar ini bisa dimasukkan dalam industri kreatif,” kata Ganjar setelah meninjau pameran akik di Kabupaten Purbalingga, Jumat (6/3/2015).

Agar kreasi batu akik berkembang, Ganjar menantang agar juga bisa membentuk cincin wadah batu permata itu. Saat ini, cincin masih didatangkan dari negara lain, dan hanya batunya yang dikreasi oleh warga.

Dalam pameran batu akik di Purbalingga itu, akik yang dipoles dari batu klawing itu menjadi beragam motif. Hasil karya ada dalam bentuk batu akik berbagai jenis dan merek, akik bermotif gambar, liontin, kalung, dan gantungan kunci.

Bongkahan batu klawing itu juga dibuat dalam bentuk jam tangan, tasbih, bros, hingga berbentuk aksesori lain. Setidaknya, ada 1.500 jenis yang dihasilkan dari batu klawing tersebut.

Atur penambangan

Meski setuju batu akik menjadi industri kreatif, Ganjar mengingatkan agar para penambang batu akik mau diatur. Jangan sampai, ada potensi di suatu tempat langsung ditambang sehingga kondisi tempat tersebut rusak.

“Saya minta kepada bupati agar cara menambangnya diatur. Jangan sampai mengambil terus merusak alam. Nanti berkoordinasi dengan pengelola Balai Besar Sungai Serayu,” tuturnya.

Batu akik sendiri, lanjutnya, telah banyak ditemui di berbagai negara di Eropa. Setelah batu berhasil dipoles, pengelola kemudian mendapatkan sertifikat beserta nama batu tersebut.

“Saya sebenarnya tidak terlalu suka. Tapi, dalam hal menghormati karya, ini bagus untuk koleksi. Ini menunjukkan kekayaan,” paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com