Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terobang-ambing di Laut, ABK Terpaksa Makan Mie Bercampur Solar

Kompas.com - 06/03/2015, 14:11 WIB

BATANG, KOMPAS.com — Kapal Motor (KM) Marcel Jaya 20 asal Muara Angke, Jakarta, karam di perairan Laut Jawa sejak Senin (2/3/2015). Sebanyak 26 anak buah kapal (ABK) yang berada di kapal itu bisa diselamatkan nelayan setempat menggunakan KM Tambah Rejeki, Rabu (4/3/2015).

Perjuangan untuk hidup para nelayan itu terbilang berat karena sudah terombang-ambing di lautan selama dua hari. Untuk bertahan, beberapa nelayan bahkan terpaksa makan mie instan yang sudah bercampur dengan air laut dan solar.

Karamnya KM Marcel Jaya ini disebabkan kondisi cuaca buruk di tengah laut. Nakhoda KM Marcel Jaya, Zakaria (44), mengatakan gelombang di perairan Laut Jawa sangat tinggi sehingga kapalnya terombang-ambing.

"Cuaca tidak bagus, tinggi gelombang sampai sekitar 5 meter," kata warga Aceh itu, di Kantor Satpolair Polres Batang, Kamis (5/3/2015).

Gelombang tinggi itu, kata dia, membuat kapal tidak bisa terkendali. Beberapa kali ombak mengempaskan kapal, hingga akhirnya kapal oleng dan terbalik.

"Semua kru langsung keluar dari kapal. Ada sebagian yang sudah keluar melompat ke laut duluan," ujarnya.

ABK KM Marcel Jaya 20, Anshar (57), mengaku terlempar saat ombak tinggi menerjang dan menggulingkan kapal berkapasitas 29 GT tersebut.

"Saya kaget juga, sempat tenggelam. Saya lihat teman-teman berusaha kumpul di kapal yang terbalik," ujar Warga Bone, Sulsel, itu.

Barang bawaan yang ditaksir senilai Rp 3 miliar berisi cumi itu pun lenyap di tengah lautan. Bahan makanan yang tersisa hanyalah mie instan yang telah tercemar bahan bakar solar dan air laut.

"Yang tersisa cuma mie instan, saya makan itu. Tidak semuanya makan mie karena jumlahnya sedikit," ujar dia. Selama 3 hari 2 malam di lautan, mereka tidak mengonsumsi makanan lainnya.

"Di atas kapal enggak bisa apa-apa. Tidur juga enggak bisa, dua malam ini," katanya.

ABK lainnya, Sahidi (30), warga Cirebon, mengaku tidak bisa menyelamatkan barang-barangnya ketika kapal terbalik.

"Saya di tengah laut itu juga sudah pasrah kalau tidak ada yang menyelamatkan," ujarnya.

Namun, dia mengaku terus berdoa agar ada yang bisa membantunya. Beruntung, nelayan sekitar menggunakan KM Tambah Rejeki bisa membawa semua korban ke Pelabuhan Batang sekitar pukul 16.00, Rabu (4/3/2015).

Keesokan harinya atau kemarin, 26 nelayan itu dipulangkan ke Jakarta menggunakan bus. Sahidi berterima kasih kepada Polres Batang yang memulangkan rombongannya ke Jakarta.

"Soalnya dari pihak pemilik kapal meminta kami pulang, tetapi tidak diberi uang," ujar Sahidi, yang tergabung dalam rombongan ABK pencari tangkapan khusus cumi itu.

Nakhoda KM Tambah Rejeki, Amad Gunawan (38), mengatakan, saat melintas di perairan Laut Jawa sekitar lokasi Pemalang, sebuah benda terlihat mengapung di tengah laut.

"Setelah didekati, ternyata orang, dan langsung kami evakuasi ke kapal," katanya.

Saat ditemukan, kondisi para nelayan sudah sangat lemas. Saat ini, semua ABK KM Macel Jaya sudah diperiksa oleh tim dokter kesehatan Polres Batang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com