Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istri Gubernur Jabar "Tertampar" Produk China

Kompas.com - 05/03/2015, 16:11 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) sekaligus istri Gubernur Jawa Barat, Netty Prasetyani Heryawan, mengaku merasa tertampar oleh produk China. Hal ini dialaminya saat akan sidang promosi S-3.

"Waktu itu saya mencari souvenir untuk dibagikan saat sidang. Dari sekian banyak pilihan, saya memilih souvenir kipas," ujar Netty dalam Pameran LKPJ Gubernur-Wagub Jabar di Gedung Sate Bandung, Kamis (5/3/2015).

Netty bersama stafnya berkeliling untuk mencari kipas khas Jabar. Namun produk yang dicari sulit ditemukan. Kalaupun ada, harganya mahal dan kualitasnya kurang bagus.

Berbeda halnya dengan kipas buatan China, Korea, dan Jepang. Ia bertanya pada penjualnya, kipas produk impor itu jauh lebih murah dengan kualitas yang jauh lebih bagus.

"Bambunya sangat halus, tidak khawatir melukai kulit. Begitupun dengan kainnya sangat bagus. Saat itu saya merasa tertampar produk China, Korea, dan Jepang. Itu baru kipas, bagaimana dengan yang lain?" tutur Netty.

Padahal, bahan baku kipas mudah ditemui di Jabar. Seperti bambu yang pusatnya justru di Indonesia, utamanya Jabar. Bambu juga tidak mahal, bahkan tidak perlu perawatan. Persoalan daya saing dan brand image hanya satu dari sekian banyak persoalan industri kreatif.

Untuk itu, diperlukan kerja sama semua pihak untuk menyelesaikannya.

"Pemerintah pusat harus turun tangan. Karena kewenangan Pemda lebih terbatas," ucapnya.

Jika perlu, lanjutnya, contohlah Malaysia. Untuk mempromosikan busana muslim khas Malaysia, istri perdana menteri mereka turun tangan. Dia datang ke New York, Eropa, dan berbagai negara untuk mempromosikannya.

Menurut dia, Jabar juga harus mulai berani seperti Zara dengan membentuk konsorsium. Dengan cara itu, industri kreatif akan lebih kuat dan saling menopang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com