"Aktivitas para waria tentunya sangat menganggu. Sebab menjadikan lingkungan tidak baik, karena ada kemungkinan mereka itu bertransaksi seks dan berhubungan seks di sekitaran situ,” kata Indah (30), salah seorang warga Perumahan Griya Mustika Jati Bawen, Kamis (5/3/2015).
Ia menduga, para waria tersebut adalah pindahan dari daerah Palagan Ambarawa. Sebab sebelumnya di pasar hewan maupun di makam cina Bawen tidak pernah ada waria yang mangkal. Lantaran jumlahnya yang cukup banyak, di antara para waria ini kerap terlibat keributan tanpa sebab yang tidak jelas.
"Pernah juga mereka tawuran sampai masuk ke kampung," imbuhnya.
Menanggapi masalah tersebut, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Semarang, Asof mendesak Pemerintah Kabupaten Semarang segera menertibkan para waria tersebut. Sebab, menurut Asof, keberadaan waria itu akan mempengaruhi lingkungan sosial masyarakat sekitar. Apalagi, jika ada aktivitas prostitusi.
"Bahkan bisa saja mengarah pada kriminalitas. Jika mereka mangkal tidak dapat tamu, lalu timbul niat untuk melakukan kejahatan. Jadi pemerintah perlu melakukan penertiban dan pembinaan agar mereka tidak kembali lagi,” tandas Asof.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.