Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berhemat, Warga Pagergunung Makan Nasi Jagung

Kompas.com - 04/03/2015, 17:28 WIB

TEMANGGUNG, KOMPAS.com — Sebagian warga Dusun Petiran, Desa Pagergunung, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, mulai memperbanyak mengonsumsi nasi jagung. Hal itu dilakukan untuk berhemat, mengurangi anggaran untuk membeli beras yang di Temanggung harganya masih tinggi hingga Selasa (3/3/2015).

Dari pantauan Kompas, harga beras juga dilaporkan masih tinggi, lebih dari Rp 10.000 per kilogram (kg) untuk kualitas medium, di Kupang, Nusa Tenggara Timur; Kabupaten Magelang, Jateng; Bali; Banjarmasin, Kalimantan Selatan; Ambon, Maluku; dan Medan, Sumatera Utara. Di Surabaya, Jawa Timur, harga beras mulai turun setelah digelar operasi pasar.

Berhemat beras

Pipit (40), ibu rumah tangga di Pagergunung, mengatakan, biasanya 25 kg beras habis dikonsumsi keluarganya selama dua minggu. Karena harga beras tinggi, dia berhemat sehingga beras dalam jumlah yang sama bisa dikonsumsi keluarganya selama tiga minggu.

"Kami lebih banyak makan nasi jagung dan mengonsumsi nasi putih sesekali saja," ujarnya. Pipit tinggal bersama enam anggota keluarganya.

Sukarto (77), warga lain, menuturkan, semasa kecil nasi jagung menjadi makanan utamanya dan juga warga Dusun Petiran lainnya. Memasuki tahun 2000, nasi jagung hanya dikonsumsi sesekali dan hampir ditinggalkan karena keluarganya lebih menyukai makan nasi putih. Namun, setelah harga beras melonjak, dia kembali pada kebiasaan lama, mengonsumsi nasi jagung. Jagung diperolehnya dari ladang sendiri. Lahan seluas 0,5 hektar miliknya bisa menghasilkan 2 kuintal jagung.

Menurut Kepala Dusun Petiran Dahwam, harga beras yang tinggi saat ini membuat warga tak lagi menjual jatah beras untuk keluarga miskin (raskin) yang diterimanya. "Raskin habis untuk dikonsumsi sendiri," ujarnya.

Dahwam menambahkan, harga beras di daerah itu melambung, mencapai Rp 11.000 per kg untuk kualitas medium. Hal itu sangat memberatkan warga. Ia pun berharap pemerintah segera turun tangan membantu mengendalikan harga beras.

Kepala Subbagian Ekonomi Daerah Bagian Perekonomian Kabupaten Temanggung Entargo Yutri Wardono mengatakan sudah memberi tahu pihak kecamatan. Mereka bisa meminta operasi pasar beras jika sewaktu-waktu diperlukan.

Kepala Perum Bulog Subdivisi Regional V Kedu Fansuri Perbatasari mengatakan, Bulog siap menggelar operasi pasar. Namun, dari enam kota/kabupaten di wilayah Kedu, termasuk Temanggung, belum ada yang meminta digelar operasi pasar.

Sementara itu, harga beras di Jatim, terutama di Kabupaten Jember, Ngawi, Bojonegoro, dan Madiun, mulai turun karena sebagian wilayah sudah panen. "Panen mulai ada di beberapa daerah. Saya dapat kiriman lima truk dari Ngawi dan harga gabah turun Rp 300 per kg," kata H Kamil Gunawan, pengusaha penggilingan gabah di Jember.

Panen raya padi di Bojonegoro dan Madiun diperkirakan terjadi pada Maret-April 2015. Harga gabah dan beras pun mulai turun. (EGI/KOR/AYS/SIR/JUM/FRN/ WSI/ACI/ETA/NIK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com