Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasepuhan Cirebon Jadi Keraton Pertama Gunakan "E-Ticket"

Kompas.com - 04/03/2015, 02:33 WIB

CIREBON, KOMPAS.com - Kesultanan Kasepuhan Cirebon resmi memberlakukan tiket elektronik atau e-ticket bagi para wisatawan untuk bisa masuk ke kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon. Perberlakuan ini diresmikan langsung Menkominfo Rudiantara, Direktur Enterprice & Wholesale Telkom M Awaludin, CEO PATA Chapter Indonesia Poernomo Siswoprasetijo, dan Sultan Sepuh XIV Kasultanan Kasepuhan Cirebon PRA Arief Natadiningrat, Selasa (3/3/2015).

Pemberlakuan ini mengantarkan Keraton Kasepuhan Cirebon sebagai keraton pertama di Nusantara yang menggunakan e-ticket. Sementara keraton lain baru akan menyusul mengikuti penggunaan e-ticket di kemudian hari.

Program e-ticket merupakan program kerjasama Kementerian Pariwisata dengan Pacific Asia Travel Association (PATA). Kebetulan, Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan salah satu member PATA.

Menkominfo Rudiantara menyambut baik penggunaan TIK dalam pariwisata. Kata dia, ada dua pemanfaatkan TIK di bidang wisata yakni bersifat terbuka seperti informasi lewat portal dan sebagainya.

"Ada juga bersifat transaksi seperti e-ticketing ini. Ini akan sangat baik bagi wisatawan nusantara dan asing," ujarnya.

Rudiantara berharap pemanfaatan TIK bersifat transaksi lebih banyak. Dia menyebutkan, selama ini untuk reservasi hotel di dalam negeri saja pengoperasiannya masih didominasi asing. Padahal, kata dia, orang Indonesia sendiri dianggap mampu mengelola itu.

"Makanya saya tantang Telkom Group untuk mengelola sistem reservasi hotel ini. Ini kan bagian dari e-commerce di mana digital economy akan berperan dalam pengembangan ekonomi Indonesia," kata Rudiantara.

Direktur Enterprice & Wholesale Telkom M Awaludin mengatakan, e-ticketing digunakan agar destinasi pariwisata digencarkan melalui internet. "Kebetulan e-ticketing di keraton ini baru. Sebelumnya kan umumnya dipakai di stasiun atau lainnya," katanya.

Kata dia, di era digital ini, promosi sangat pas dilakukan melalui sistem digital. "Tak terkecuali dengan keraton. Tapi dengan catatan keraton culture-nya tidak ditinggalkan," ujarnya. (roh)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com