Pemeriksaan secara mendadak dari Bidang Dokter dan kesehatan (Bidokkes) Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat tersebut sengaja dilakukan sebagai upaya atau langkah pencegahan secara dini agar polisi tidak terjerat jaringan narkotika lebih jauh.
Berdasarkan pengamatan Kompas.com, satu per satu para polisi diambil sampel darah dan urine mereka. Sampel darah dan urine tersebut kemudian diberi nomor kode tertentu sebelum dimasukkan ke peti agar tidak tertukar. Meski hasilnya tidak diumumkan secara langsung, namun mereka yang sudah diambil sampel darah dan urine tampak tetang.
Kepala Bagian Sumber Daya (Kabag Sumda) Polres Majene, Kompol Alexander mengatakan, pemeriksaan sampel darah dan urine terhadap personel Polres Majene merupakan pemeriksaan berkala.
“Pemeriksaan ini dilakukan secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan urine untuk narkoba, jangan sampai ada indikasi personel polisi menggunakan narkoba, semua anggota diperiksa tanpa kecuali," ujarnya.
Menurut dia, jika dari hasil pemeriksaan urine diketahui ada yang positif menggunakan narkoba, tentu akan diproses oleh atasan yang bersangkutan. Meski sebelumnya sejumlah personel Polres Majene terlibat narkoba, namun Alexander yakin hasil tes uriene anggotanya negatif atau tidak terlibat narkoba.
Sementara itu, Kepala Subbidang Kespol Bidang Dokter dan kesehatan (Bidokkes) Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat AKBP dr Purwanta menjelaskan, pemeriksaan kesehatan secara berkala yang dilakukan Dokkes Polda Sulselbar di jajaran Polres Majene. Tujuannya untuk mendeteksi dini kemungkina adanya anggota terjangkit penyakit atau tes urine untuk mencegah personel polisi terlibat lebih jauh dengan narkotika.
“Ini merupakan salah satu tugas pokok dari Bidokkes yang rutin dan berkala dengan bekerja sama dengan Kimia Farma,” jelas Purwanta di sela-sela pemeriksaan, Selasa.