Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT, Tini Tadeus, mengatakan luapan lumpur dingin itu keluar di dua kecamatan itu sejak dua hari lalu, namun sudah mulai mereda.
“Setelah saya tanya ke Kepala Badan Geologi, Surono beliau mengatakan kalau lumpur itu adalah gejala alam, manakala gejala gempa akan keluar air yang bercampur lumpur. Dalam waktu dekat ini nanti ada tim dari vulkanologi akan datang untuk cek lumpur tersebut,” kata Tadeus, Selasa (3/3/2015).
Tadeus mengatakan, lumpur tersebut cepat sekali membeku. Akan tetapi bila kena hujan, langsung berair sehingga luapan lumpur untuk saat ini tidak terlalu meluas ke daerah lain.
“Untuk kerugian material akibat rusaknya padi milik warga Desa Oe’asa, Kecamatan Semau diperkirakan mencapai Rp 200 juta lantaran padi baru saja ditanam oleh petani. Saat ini, kita dari BPBD telah memberikan bantuan logistik kepada warga yang terkena dampak lumpur tersebut,” tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.