Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Serikat Tani Dikeroyok, Jasadnya Ditemukan di Rawa

Kompas.com - 02/03/2015, 15:20 WIB

JAMBI, KOMPAS.com — Indra, anggota Serikat Petani Tebo, Provinsi Jambi, ditemukan tewas setelah 16 jam hilang. Indra diduga diculik dan dikeroyok oleh tim keamanan kontrak PT Wira Karya Sakti, anak perusahaan Sinarmas Forestry, Sabtu (28/2/2015).

Hingga kemarin, polisi belum membekuk para pelaku pengeroyokan. "Para pelaku masih kami cari. Mereka melarikan diri," ujar Ajun Komisaris Besar Almansyah, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jambi. Polisi sudah berkoordinasi dengan perusahaan untuk menindaklanjuti kasus ini.

Aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi, Nick Karim, mengungkapkan, dirinya sedang berkendara bersama Indra (24), anggota serikat petani yang ikut dalam acara panen raya padi di daerah itu, pada Jumat. Saat melintasi pos pengamanan perusahaan di Pos Kembar 803, Simpang Koridor Wira Karya Sakti (WKS), kendaraan mereka dihentikan sejumlah orang sekitar pukul 17.00.

Dua dari tujuh petugas unit keamanan di pos itu melayangkan sejumlah pertanyaan terkait maksud kedatangan Nick dan Indra. Keduanya menjelaskan bahwa mereka bermaksud menuju lokasi panen. Namun, di antara kedua belah pihak diduga terjadi kesalahpahaman. Tiba-tiba petugas keamanan perusahaan itu mengeroyok Indra. Nick melarikan diri.

"Saya lari. Kebetulan ada kendaraan melintas, saya langsung masuk untuk meminta pertolongan," kata Nick.

Tak lama kemudian, massa petani mendatangi pos pengamanan. Namun, mereka tidak menemukan Indra dan petugas keamanan PT WKS.

Sekitar 16 jam kemudian, tubuh Indra ditemukan warga dalam kondisi tak bernyawa di rawa, Sabtu sekitar pukul 10.00. Kondisi tubuh Indra penuh luka akibat tusukan benda tajam. Wajahnya pun lebam. Mulutnya disekap selembar baju.

Nick mendesak polisi segera mengusut kasus yang merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia itu. "Ini pengeroyokan dan penculikan hingga menewaskan Indra. Pelaku harus segera diproses hukum," ujarnya.

Taufik Qurochman dari bagian Humas PT WKS menyesalkan terjadinya kesalahpahaman antara petani dan petugas keamanan yang berujung pada kekerasan fisik. "Kami turut berduka sedalam-dalamnya kepada keluarga korban dan mengecam terjadinya kekerasan fisik itu," ujarnya.

Dia mengatakan, tujuh petugas keamanan di pos itu merupakan pekerja PT Manggala Cipta Persada yang dikontrak untuk menjaga keamanan di PT WKS. Mereka adalah Asmadi, Febrian, Ayatullah, M Ridho, Zaidan, Depsa, dan Jimmi.

Menurut Taufik, PT WKS tidak melarang petani bertani dan memanen padi di sekitar konsesi perusahaan. Pihaknya bahkan siap membuka akses bagi masyarakat melewati pintu pos untuk menuju lokasi panen. (ITA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com