Menanggapi itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika menilai sikap tersebut tidak pantas ditunjukkan oleh seorang perdana menteri. "Saya juga tidak setuju, tidak pantas. Kalau kita menolong, ya ikhlaslah, jangan dikait-kaitkan," kata Pastika di Denpasar, Bali, Senin (23/2/2015).
"Sebagai warga negara, saya pun tersinggung juga. Tidak boleh dong begitu. Nanti digugat juga. Saya pernah bersekolah di situ (Australia). Ditanya lagi suruh bayar uang sekolah," kata dia.
Sebagai penegak hukum, Australia pun seharusnya satu misi dalam memerangi kejahatan, termasuk kasus terpidana mati, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, yang terbukti menyelundupkan heroin 8,2 kilogram.
"Kalau bahasanya sama, itulah yang dipakai selama ini, sedangkan masalah politik masalah lain lagi. Wajar kalau suatu negara tidak mau warga negaranya dihukum mati. Tapi, jangan menyingung-nyinggung bantuan yang pernah diberikan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.