Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekdes Terlibat Penjualan Tanah Negara, Rumahnya Dirusak Warga

Kompas.com - 20/02/2015, 19:17 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


PAMEKASAN, KOMPAS.com — Belasan nelayan asal Desa Ambat, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, merusak rumah Sekretaris Desa (Sekdes) Nuruddin, Jumat (20/2/2015). Para nelayan melakukan perusakan dengan menggunakan berbagai senjata tajam, seperti parang, celurit, dan pisau.

Warga kesal atas ulah Nuruddin yang dinilai terlibat dalam penjualan tanah milik negara yang ada di sepanjang pantai Desa Ambat. Penjualan tanah tersebut tanpa sepengetahuan nelayan setempat. Padahal, tanah yang dijual secara diam-diam itu menjadi tambatan perahu nelayan sehari-hari.

Berdasarkan informasi yang diterima, tanah tersebut akan diukur oleh pembelinya pada Jumat sore. Warga heran karena tiba-tiba ada pengukuran tanah di lokasi pantai. Sebab, tanah tersebut bukan milik kepala desa ataupun perangkat desa lainnya. Pengukuran gagal karena warga dengan pembeli tanah terlibat cekcok.

"Warga melihat berkas jual beli tanah ditandatangani Sekdes. Warga kemudian ramai-ramai mendatangi rumah Sekdes," kata Muhammad, warga setempat.

Sampai di rumah Sekdes, warga meminta agar Sekdes keluar menemuinya. Namun, ditunggu beberapa menit, Sekdes tak kunjung keluar. Warga marah dan merusak beberapa peralatan rumah Sekdes.

"Informasinya Nuruddin sudah kabur sebelum nelayan mendatangi rumahnya," imbuh Muhammad.

Setelah melakukan perusakan, warga kemudian meninggalkan rumah Sekdes. Kepala Polsek Tlanakan, AKP Jauhari, saat dikonfirmasi membenarkan soal keributan di rumah Nuruddin. Namun, pihaknya masih belum menerima laporan dari Nuruddin.

"Kalau memang ada persoalan yang belum bisa diselesaikan, kami tunggu laporannya di kantor Polsek," kata Jauhari melalui ponselnya.

Jauhari mengaku sudah menerjunkan anggota ke rumah Nuruddin. Namun, sampai di rumah Nuruddin, keributan sudah reda.

"Informasinya persoalan internal kepala desa. Detailnya saya belum tahu," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com