Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Kredit Macet, Lembaga Keuangan Syariah di Kabupaten Semarang Bangkrut

Kompas.com - 15/02/2015, 01:56 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) Fajar Mulia, sebuah lembaga keuangan syariah terkemuka di Kabupaten Semarang bangkrut, setelah ratusan debitur gagal membayar pinjaman mereka yang berjumlah total Rp 3 miliar.

Ironisnya di antara para debitur macet ini terselip dua bekas pejabat yaitu Bambang Guritno yang pernah menjadi Bupati Semarang serta seorang mantan anggota DPRD Kabupaten Semarang asal Kecamatan Bringin. Menurut catatan BMT Fajar Mulia Bambang Guritno meminjam uang sebesar Rp 50 juta.

Kepala BMT Fajar Mulia, Winoto menjelaskan, lembaga keuangan syariah yang sudah beroperasi sejak tahun 1996 itu memiliki nasabah sekitar 10.000 orang dengan aset mencapai miliaran rupiah. Namun tahun ini BMT Fajar Mulia mengalami kesulitan keuangan akibat kredit macet ini.

“Tahun ini kami mengalami kesulitan, kami baru jatuh. (Kantor) Cabang Ambarawa, Bandungan dan Gunungpati kami tutup. Bahkan pengurus juga tidak digaji selama sekitar tujuhu bulan,” kata Winoto, Sabtu (13/2/2015).

Menurut Winoto, beberapa debitur yang seret pembayarannya itu antara lain mantan Bupati Semarang Bambang Guritno dan seorang mantan anggota DPRD Kabupaten Semarang. Pengelola BMT Fajar Mulia telah berupaya agar kredit macet ini tidak mengganggu cash flow lembaga itu.

Namun upaya itu tak berhasil karena nasabah terpancing melakukan rush atau penarikan uang tunai secara besar-besaran. Padahal total tabungan nasabah mencapai Rp 7 miliar juga sudah diputar untuk kredit dan aset.

“Kami maklum nasabah khawatir sehingga sampai seperti ini. Bahkan setiap hari kami kerepotan harus mengurusi nasabah yang berdatangan untuk menarik tabungannya. Pengurus BMT selain tidak digaji, kami juga habis-habisan asetnya untuk nomboki pengembalian dana nasabah,” lanjut Winoto.

Saat ini manajeman BMT Fajar Mulia, papar Winoto, tengah berupaya mendapatkan suntikan dana dari bank-bank besar. Selain itu pihaknya terus melakukan penagihan dana pinjaman dari para debitur macet.

“Kami berusaha maksimal mencari dana dan kami bertanggung jawab. Saat ini kami sedang mengajukan suntikan dana dari bank. Jika kami tidak dibantu, tentu akan berimbas pada tingkat kepercayaan masyarakat kepada BMT dan bank syariah lainnya," ujarnya.

Winoto menambahkan, dirinya siap mengambil risiko apapun untuk bertanggung jawab atas kondisi BMT Fajar Mulia saat ini. Dia juga membantah berencana kabur ke Singapura untuk menghindari tuntutan nasabah.

"Jika nanti masuk ke ranah hukum maka biarlah saya yang masuk (penjara) karena ini kesalahan saya. Saya juga tidak kabur ke mana-mana, selama ini kalau tidak di rumah ya di kantor,” ujar Winoto.

Kabar bangkrutnya BMT Fajar Mulia memicu terjadinya rush, apalagi sempat tersiar kabar Kepala BMT Fajar Mulia Winoto kabur ke Singapura. Sebelumnya, sejumlah nasabah melaporkan BMT Fajar Mulia ke polisi lantaran merasa tertipu karena lembaga ini terus kesulitan keuangan dalam beberapa bulan terakhir ini.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com