Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbukti Selingkuh, Hakim di Demak Dikenai Sanksi "Nonjob"

Kompas.com - 12/02/2015, 17:55 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Oknum hakim di Pengadilan Negeri Demak, TI (36), yang diduga berselingkuh dikenai sanksi berupa nonjob selama dua tahun oleh Badan Pengawas (Bawas) Mahkamah Agung.

“Kami sudah dapat kabar, oknum hakim yang di Demak itu sudah disanksi oleh bawas. Sanksinya 'dinonpalukan' selama dua tahun,” kata anggota Kantor Penghubung Komisi Yudisial (KY) Wilayah Jawa Tengah, Muhammad Farhan, kepada Kompas.com, Kamis (12/2/2015).

Menurut dia, semestinya TI sebelum dibawa ke Bawas akan disidangkan terlebih dulu di Mahkamah Kehormatan Hakim (MKH) berdasarkan dasar hasil investigasi yang telah dilakukan Komisi Yudisial. Namun, lantaran sudah diberi sanksi, sidang di MKH tidak jadi digelar. Hakim TI sendiri saat ini sudah dipindahkan dari Pengadilan Negeri Demak ke Pengadilan Tinggi Jawa Tengah. Di sana, dia tidak diberi haknya untuk memutus perkara.

“Dia sekarang sudah di PT. Tapi dia tidak diberi berkas untuk menangani perkara,” kata Farhan.

KY sendiri dalam investigasinya sempat mendatangi beberapa pihak yang diduga terkait pelanggaran kode etik hakim ini. Pelapor IH (42) asal Desa Jogoloyo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, mengaku punya bukti foto dan rekaman perselingkuhan hakim TI.

Selain itu, KY juga telah melakukan klarifikasi kepada para pihak baik hakim TI maupun WN (22), mantan istri IH yang diduga selingkuh. Badan pengawasan MA dan komisioner KY juga telah meminta klarifikasi dalam kasus tersebut, baik kepada pelapor maupun terlapor.

Setelah menerima data, KY lantas melakukan verifikasi data dan informasi. KY sendiri telah mencocokkan adanya indikasi perselingkuhan yang dilakukan oleh oknum hakim.

Seperti diketahui, IH telah mengadukan oknum hakim PN Demak berinisial TI (36) karena berselingkuh dengan istri IH, WN (22). Puncak dari kekesalannya, sang suami mengajak warga mendatangi PN Demak. Sang suami juga disarankan untuk lapor ke KY agar hakim bisa menindaklanjuti laporannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com