Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bekas Lokalisasi Prostitusi Disulap Jadi RSU Balikpapan

Kompas.com - 10/02/2015, 19:28 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani Julius

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, mengoperasikan Rumah Sakit Umum (RSU) Balikpapan yang berdiri di Jalan Mayjen Soetoyo RT 1, Kelurahan Gunung Sari Ulu, mulai Selasa (10/2/2015). RSU Balikpapan ini menggenapi 11 rumah sakit yang sudah lebih dulu beroperasi di kota itu. Peresmian RSUD sendiri bersamaan dengan perayaan HUT ke-118 Kota Balikpapan.

“Kami melalui banyak rintangan mulai dari lahan, longsor, dan pertentangan dari warga. Di tempat yang dulunya Lembah Harapan (nama lokalisasi sebelum era 1990) kini bak mutiara,” kata Kepala Bagian Umum RSU Balikpapan, Alwiati, Selasa.

Rumah sakit ini dibangun di atas tanah 1,2 hektar dengan luas bangunan 15.000 meter persegi dan dirancang untuk tipe C dengan fasilitas 186 tempat tidur, 13 instalasi, 12 poliklinik spesialis, tiga kamar operasi, dan sebuah mortuary atau kamar jenazah. Rumah sakit tipe ini akan mampu melayani rawat jalan, bedah, obgyn, penyakit dalam, dan membuka layanan anak.

Sayangnya, lokasi parkir RSU terbilang kecil dan sesak lantaran hanya berkapasitas maksimal 80 roda empat dan 104 roda dua.

“Kami sampai menyewa lapangan parkir supermarket di seberang,” kata Alwiati.

Kawasan RSU Balikpapan dulunya merupakan lokalisasi prostitusi dengan nama Lembah Harapan di era 1970-an. Pemerintah setempat kemudian menutup paksa lokalisasi ini pada 1989, dan penghuninya direlokasi ke pinggir kota.

“Saat itu sekitar 50-an kepala keluarga menempati kawasan ini. Banyak di antara mereka yang pindah. Sekarang di sekitaran rumah sakit ini saja sudah ada 100 KK lagi,” kata Ketua RT 1, M Taky.

Setelah penutupan tempat pelacuran itu, pemerintah kota mulai membangun rumah sakit ini pada 2007 dan selesai pada 2014.

Direktur Umum RSU Balikpapan Dyah Muryani mengatakan, manajemen rumah sakit mengoperasikan instalasi gawat darurat di tahap awal, 29 tempat tidur rawat inap, dan semua layanan spesialis.

“Karena masih memerlukan dana dan bantuan untuk melengkapi seluruh fasilitas yang diperlukan,” kata Dyah.

Untuk bisa mengoperasikan seluruh layanannya, RSUD sejatinya memerlukan dana Rp 150 miliar. Namun pihaknya baru mendapatkan Rp 50 miliar dari pemerintah, itu pun digunakan untuk pengadaan peralatan kesehatan, khususnya di instalasi gawat darurat dan kamar inap. Sedangkan beberapa peralatan yang masih harus dipenuhi adalah alat untuk spesialis kulit, rontgen panoramic untuk gigi, alat anestesi, alat cuci darah dan ventilator.

Selain itu, ada kebutuhan bagi ruang perawatan lain seperti ruang radiologi, ICU, rawat jalan spesialis, dan ruang gawat darurat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com