Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bob Hasan: Penyandang Tunanetra Harus Bisa Jadi Pengusaha UMKM

Kompas.com - 09/02/2015, 18:50 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Berdasarkan estimasi dari Kementerian Kesehatan RI, Jumlah penyandang tunanetra di Indonesia saat ini mencapai 3,6 juta orang atau 1.5 persen dari jumlah penduduk. Sebagian besar penyandang tunanetra hidup di bawah garis kemiskinan lantaran keterbatasan fisik yang dimilikinya. Sebagian kecil lainnya menggantungkan hidup dari menawarkan jasa pijat.

Melihat kondisi ini, Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) dengan menggandeng perbankan dan perusahaan besar berupaya mendorong para tunanetra untuk bisa menjadi pengusaha UMKM (usaha mikro kecil dan menengah).

"Mereka harus kita bantu. Masak semuanya (penyandang tunanetra) mau jadi tukang pijat. Mereka harus bisa menjadi pengusaha UMKM. Yang diperlukan adalah ada yang mau mengajari dan membantu pembiayaan," Kata Mohamad (Bob) Hasan di sela acara pelatihan budidaya tanaman obat bagi anggota Pertuni kerja sama dengan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul di Bergas, Kabupaten Semarang, Senin (9/2/2015).

Bob Hasan mengatakan, keterlibatan BPR untuk mendorong dan membantu penyandang tunanetra agar mampu menjadi pengusaha UMKM tersebut setidaknya bisa membantu permodalan, sedangkan industri seperti Sido Muncul membantu bagaimana cara menanam bibit jahe, kunyit dan pohon kayu putih yang hasilnya dijual ke perusahaan tersebut.

Direktur Utama PT Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan, kemitraan ini akan menguntungkan kedua belah pihak. Sebab PT Sido Muncul sebagai perusaahan jamu nasional dan industri farmasi membutuhkan banyak bahan baku. Pihanya berharap, dengan pelatihan ini akan menjadikan penyandang tunanetra sebagai wirausahawan sehingga bisa mandiri.

"Alasannya karena kita butuh bahan baku, butuh patner. Kita ngajari mereka, bisnis jamu seperti apa. Nantinya para tunanetra bisa memasok bahan baku jamu ke Sido Muncul dalam kondisi siap produksi," katanya.

Pelatihan budidaya tanaman obat ini, imbuh Irwan, diikuti oleh 21 peserta anggota Pertuni yang berasal dari Semarang, Salatiga, Boyolali, Magelang, Temanggung dan Klaten.

"Tanaman yang diberikan adalah tanaman yang mudah dikenali dari bau tanaman itu sendiri seperti kencur, jahe, sereh, kayu manis dan lainnya," jelas Irwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com