Menurut Eka, jumlah gas beracun meningkat karena curah hujan di wilayah Gunung Ijen tergolong tinggi. "Gas solfatara tersebut keluar dari kawah terutama malam hari sehingga kegiatan pendakian untuk malam hari ditutup total. Sedangkan untuk pendakian pagi sampai siang diberlakukan dengan sistem buka tutup," kata dia.
BPBD juga telah memasang papan peringatan di wilayah Paltuding, pos peristirahatan terakhir sebelum naik ke puncak, untuk menyosialisasikan penutupan tersebut.
Menurut dia, pada malam hari udara cenderung padat sehingga gas beracun tersebut tidak terurai dan jika terhirup berbahaya bagi para pendaki.
Walaupun pendakian malam hari ditutup, Eka mengaku status Gunung Ijen yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso tersebut masih berada di level normal.
"Tidak ada peningkatan status hanya gas beracun saja yang muncul. Kami juga mengimbau agar pendaki dan penambang belerang tidak mendekati kawah gunung," kata dia.