Desa Kabauw dijadikan tempat pertemuan karena dianggap netral. Hadir dalam pertemuan itu para tokoh masyarakat, tokoh adat tokoh pemuda, dan perwakilan pemerintah kedua desa. Kepala Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease AKBP Komaruz Zaman kepada wartawan mengatakan, selain dihadiri para tokoh dari kedua desa, proses perdamaian itu juga dihadiri masyarakat dari kedua desa yang sempat terlibat bentrokan.
“Kedua warga desa sudah sepakat berdamai di rumah adat Desa Kabauw, pertemuan itu dihadiri langsung tokoh masyarakat tokoh adat dan perwaklan pemerintah kedua desa. Masyarakat kedua desa juga hadir,” ungkap Komaruz.
Selain berdamai, kata Komaruz, dalam pertemuan itu, perwakilan kedua desa juga sepakat bekerja sama dengan aparat TNI/Polri untuk menangkap pelaku bentrokan agar diproses sesuai hukum yang berlaku.
“Soal pelaku bentrokan masih dilakukan penyelidikan dan pengejaran. Kemarin malam sudah dilakukan pengejaran oleh TNI dan Brimob di empat titik, termasuk di hutan, tapi belum mendapatkan para pelaku,” ungkapnya.
Sementara itu, biaya pengobatan korban luka maupun kerusakan materiil akan ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah.
“Soal kerugian materiil maupun korban luka itu akan ditanggung pemerintah daerah,” katanya.
Dia pun mengakui, pascabentrokan, situasi di dua desa tersebut saat ini sudah normal kembali. Meski demikian, saat ini lebih dari 100 personel gabungan TNI/Polri masih berada di kedua desa tersebut.
Sebelumnya diberitakan, bentrokan antara kedua desa ini menyebabkan tujuh warga terluka. Dari ketujuh warga terluka, tiga di antaranya terkena tembakan, dua orang terkena serpihan bom, dan dua lainnya terkena sabetan parang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.