Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Primata Indonesia, Bocah-bocah SD Diperkenalkan dengan "Yaki"

Kompas.com - 30/01/2015, 15:54 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

MANADO, KOMPAS.com - Anak-anak di Sekolah Dasar (SD) GMIM 6 Danowudu, Bitung belajar mengenal Monyet Hitam Sulawesi yang dalam bahasa lokal disebut Yaki. Monyet endemik dan terancam punah tersebut hidup di sekitar tempat tinggal mereka, terutama di hutan-hutan yang tersisa di Tangkoko, Bitung.

Pelajaran mengenal primata unik dan khas Sulawesi itu dilaksanakan oleh Pendidikan Konservasi Tangkoko yang bekerjasama dengan Macaca Nigra Project dalam rangka memperingati Hari Primata Indonesia yang diperingati setiap tanggal 30 Januari.

"Kami mendatangi anak sekolah agar mereka sejak dini kenal satwa khas yang terancam punah ini dan hidup di sekitar mereka," ujar staf Pendidikan Konservasi Tangkoko, Deity Mekel, Jumat (30/1/2015).

Menurut Deity, selain di Bitung, kegiatan yang bertema "Saya adalah Primata" juga dilaksanakan di SD Madrasah Airmadidi, Minahasa Utara yang bermitra dengan Nature and Education.

Field Manager Macaca Nigra Project Stephen Lentey menjelaskan, di seluruh dunia ada lebih dari 440 jenis primata, dan lebih dari 40 di antaranya dapat ditemukan di Indonesia. "70 persen jenis primata Indonesia terancam punah, karena hilangnya habitat alami mereka yaitu hutan dan perdagangan ilegal," ujar Stephen.

Pprimata yang terancam punah itu, kata Stephen, tidak dapat memperjuangkan kelestarian mereka sendiri maupun habitatnya, sehingga partisipasi aktif masyarakat memiliki peran yang sangat penting.

Fakta itu mendorong Protection of Forest and Fauna (PROFAUNA) Indonesia sejak tahun 2014 mengagas adanya Hari Primata Indonesia. Peringatan Hari Primata ini diharapkan kelak dapat menjadi sebuah pergerakan besar yang diperingati secara sukarela oleh masyarakat Indonesia.

"Ini akan membuat kita selalu diingatkan kembali akan kewajiban manusia untuk menjaga kelestarian alam, termasuk satwa liar, demi kehidupan kita sendiri," tambah Stephen. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com